Dikukuhkan jadi Ikon Kuliner Kota Solo, Ternyata Ini Keistimewaan Nasi Liwet

19 Juni 2022, 20:27 WIB
Warga mengantri mendapatkan nasi liwet gratis dalam acara pengukuhan nasi liwet sebagai ikon kuliner Kota Solo /Klasik Herlambang/Karanganyar News

KARANGANYARNEWS - Dikenal sebagai salah satu sajian khas Kota Solo, nasi liwet atau sega liwet akhirnya dikukuhkan sebagai ikon kuliner di kota tersebut.

Pengukuhan dilakukan oleh komunitas pecinta budaya yang tergabung dalam Forum Budaya Mataram (FBM), dan ditandai dengan pembagian 1.000 pincuk nasi liwet di halaman Balai Kota Surakarta, Minggu 19 Juni 2022 pagi.

Pengukuhan yang dilakukan bersamaan dengan acara car free day tersebut dihadiri para anggota FBM beserta para pejabat dan tokoh masyarakat Kota Surakarta.

"Dengan pengukuhan nasi liwet sebagai ikon kuliner Kota Solo, maka hal itu semakin menguatkan pandangan bahwa Solo merupakan salah satu destinasi wisata kuliner," ujar Dr. BRM Kusumo Putro, SH, MH, Ketua Umum FBM dalam sambutannya.

Baca Juga: Ternyata Ini Alasan Tenun Donggala Diajukan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda ke UNESCO

Sementara itu, Ketua Bidang Litbang FBM, Catharina menambahkan, nasi liwet adalah kuliner yang sudah membumi di Kota Solo.

Tak hanya itu, nasi liwet yang sajiannya sederhana berupa nasi, sayur jipang, santan, dan suwiran atau potongan daging ayam kecil-kecil dan telur itu juga bahkan sudah terkenal di berbagai daerah di Indonesia bahkan mancanegara.

Menurutnya nasi liwet juga memiliki makna filosofis yang begitu dalam. Misal, nasi putih lambang kesucian hati, telur lambang sumber kehidupan, daging ayam yang disuwir melambangkan semangat berbagi.

Dalam sejarahnya, nasi liwet sudah ada sejak zaman Mataram. Yang mana kuliner ini adalah salah satu makanan favorit yang disantap para kerabat keraton.

Baca Juga: Mataram Undercover. Skandal Seks Panembahan Senopati di Awal Berdirinya Mataram

Dari sisi kesehatan, nasi liwet banyak mengandung banyak gizi, protein, dan vitamin. Nah, berbagai alasan itulah yang melatari mengapa nasi liwet dijadikan ikon.

"Kalau Jogja punya gudeg, Solo punya nasi liwet,” kata Chatarina.

Prosesi pengukuhan sendiri diawali dengan penampilan tiga orang gadis yang membawakan tari gambyong Putri Solo.

Dan di puncak acara, setelah pengukuhan dilakukan, dibagikan 1.000 pincuk nasi liwet kepada warga yang hadir di sekitar kawasan balai Kota.

Warga pun dengan antusias berebut mendapatkan pincuk demi pincuk sajian lezat itu, untuk selanjutnya dinikmati bersama sembari menikmati alunan gamelan dari panitia penyelenggara.***

Editor: Andi Penowo

Tags

Terkini

Terpopuler