Kakek sakti yang juga orang tertua di desanya tadi, disebutkan sebagai Abdi Dalem Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Karena kesaktiannya itu juga, dia dapat menikahi beberapa perempuan mahkluk halus.
“Diantaranya sebangsa peri, sundel bolong maupun kuntilanak,” cerita Siswo Miharjo, 63 tahun, mengaku sejak kecil hingga saat ini bertempat tinggal serta menetap di dekat Kalimati.
Baca Juga: Oalah! Parkir Bus di Malioboro Rp 350 Ribu Ternyata Mark Up Kru Bus Sendiri
Semasa hidupnya kakek sakti yang tidak desebutkan namanya tadi, berpesan kepada masyarakat di di desanya. Wasiat dia, jangan sampai mematikan aliran sungai Bengawan Solo yang melewati desanya.
Wasiat kakek sakti ini, dimaksud agar putra-putri buah perkawinannya dengan para perempuan tidak kasat mata, tetap luluasa dan kerasan menjani kehidupan ghaibnya di sepanjang aliran sungai yang melintasi desanya.
Beberapa sumber yang dihimpun KaranganyarNews.com menyebutkan, sebelum dimatikan proyek pelurusan alur Bengawan Solo, sungai yang kemudian dinamakan Kalimati ini melintasi tiga desa di Kecamatan Grogol.
Baca Juga: Ramalan Shio Lengkap di Tahun Macan Air, dari yang Hoki hingga yang Apes
Masing-masing Desa Telukan, Desa Parangjoro dan Desa Pondok. Sedangkan proyek infrastruktur Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo ini, berlangsung di era Orde Baru dibawah kepemimpinan Presiden HM. Soeharto.
Sember lainnya lagi, sebagaimana dikutip dari Instagram @misterisolo menjelaskan, sebenarnya tidak ada warga tiga desa di Kecamatan Grogol tadi berani melanggar wasiat dari kakek sakti.
Namun demikian, karena adanya proyek nasional pelurusan aliran Bengawan Solo, masyarakat setempat tak dapat berbuat banyak selain mengiyakan pelaksanaan proyek mematikan aliran (anak sungai) Bengawnan Solo tadi.