Sementara di sisi Utara bangunan utama masjid terdapat menara azan menyerupai Panggung Sanggabuana yang ada di Keraton Surakarta.
Menara ini berbentuk heksagonal yang memiliki arti arah mata angin dan empat unsur alam, yakni air, angin, api, dan tanah.
Adapun jika dilihat dari segi ukurannya, bangunan Masjid Sememen tergolong kecil, bahkan tidak memiliki halaman sama sekali.
Karenanya, dari Jalan Trisula 6 langsung menuju ke serambi masjid yang berada di bagian paling depan diberi pagar teralis besi.
Sementara dari serambi depan, langsung dihubungkan ke ruang utama masjid melalui tiga pintu.
Di sebelah kanan dan kiri ruang utama masjid terdapat pintu besar dan beberapa jendela besar dipasangi teralis besi.
Berdasarkan catatan sejarah, awalnya masjid ini merupakan musala yang terdapat di daerah Kauman.
Tempat ibadah ini dibangun pada 1890 oleh Ketib atau Khotib Sememi dan kemudian diwakafkan untuk umat Islam.