Didirikan Gajah Mada di Lereng Gunung Wilis, Masjid Ki Ageng Ngaliman jadi Saksi Bisu 'Gagalnya' Sumpah Palapa

- 15 April 2022, 15:25 WIB
Masjid Ki Ageng Ngaliman di lereng Gunung Wilis Kabupaten Nganjuk
Masjid Ki Ageng Ngaliman di lereng Gunung Wilis Kabupaten Nganjuk /Istimewa/

KARANGANYARNEWS - Perang Bubat memicu terjadinya kerenggangan hubungan antara Raja Hayam Wuruk dengan Gajah Mada.

Hal ini lantas mendorong Gajah Mada untuk keluar dari istana dan memilih mengasingkan diri ke Gunung Wilis.

Di sini dia memutuskan memakai nama berbau Islam, yakni Ki Ageng Aliman serta membangun sebuah masjid untuk warga setempat.

Ki Ageng Aliman sendiri setelah wafat dimakamkan di Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.

Sepintas tak ada yang tampak istimewa dari makam tokoh yang satu ini. Sebagaimana makam-makam yang dikeramatkan pada umumnya, bau dupa dan kemenyanpun tercium semerbak di setiap sudut makam.

Baca Juga: Ratusan Mahasiswa Asal Papua di Luar Negeri Akan Dipulangkan. Ini Penyebabnya

Namun sebuah tulisan yang tertempel di dekat daun pintu, cukup menarik siapa saja untuk membaca dan mengungkap siapa sosok Ki Ageng Aliman yang sampai saat ini, identitasnya begitu dirahasiakan.

Dan hal inilah yang kemudian membawa imajinasi seorang budayawan asal Nganjuk Drs. SW Warsito, M.Sc untuk berani mengambil kesimpulan bahwa sosok Ki Ageng Aliman sebenarnya adalah Gajah Mada.

Tentu kesimpulan ini bukan tanpa dasar. Mantan kadisnaker Kabupaten Nganjuk itu memiliki bukti-bukti sejarah yang bisa membawa kesimpulan ke arah tersebut. Yang semakin menguatkan keyakinan bahwa Ki Ageng Aliman adalah nama samaran Gajah Mada.

Sebab dalam bahasa Jawa, Liman merupakan dasa nama atau padanan kata dari kata gajah. Sehingga bisa dimungkinkan bahwa nama ini sengaja diambil sebagai nama samaran Gajah Mada.

Baca Juga: Tak Disangka, Ternyata Warna Bulu Ayam Bisa Berpengaruh Pada Keberuntungan

"Semuanya berawal dari terjadinya peristiwa Perang Bubat, yang membuat hubungan antara Raja Hayam Wuruk dengan Mahapatih Gajah Mada mulai renggang. Sehingga kemudian Gajah Mada memutuskan untuk pergi dari istana dan mengasingkan diri ke Gunung Wilis, Namun tidak seorangpun yang tahu keberadaannya," terang SW Warsito seperti dilansir dari Majalah LIBERTY Edisi Nopember 2006.

Menurut SW, demikian panggilan akrab pria ini, hubungan baik antara Hayam Wuruk dengan Gajah Mada ternodai saat Raja Majapahit tersebut berniat meminang seorang puteri dari Kerajaan Pasundan bernama Dyah Pitaloka Citrasemi. Yang akhirnya justru berujung tragedi.

Kejadian berawal dari keinginan Raja Linggabuana dari Pasundan, agar rombongannya dijemput langsung oleh Raja Hayam Wuruk. Sebab Hayam Wuruk lah yang mengundang mereka, untuk meminang putri Pasundan Dyah Pitaloka.

Namun hal itu tidak disetujui oleh Gajah Mada, yang memimpin pasukan penjemputan. Karena Gajah Mada memandang bahwa Dyah Pitaloka bukannya dipinang, melainkan dijadikan wanita persembahan sebagai wujud penaklukan kerajaan di bawah Majapahit.

Halaman:

Editor: Langgeng Widodo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x