Pemerintah Kota Surakarta Canangkan Pasar Solo Bebas Rentenir

- 20 Juni 2022, 23:58 WIB
Wakil walikota Surakarta Teguh Prakosa menandatangani Pencanangan Pasar Solo Bebas Rentenir di Pasar Nongko Solo
Wakil walikota Surakarta Teguh Prakosa menandatangani Pencanangan Pasar Solo Bebas Rentenir di Pasar Nongko Solo /Pemkot Surakarta/

KARANGANYARNEWS - Aksi para rentenir yang meresahkan mendorong Pemerintah Kota Surakarta mengajak pedagang melawan rentenir dengan memanfaatkan pinjaman berbunga murah, dan tanpa agunan dari BPR Bank Solo.

Pencanangan Pasar di Kota Solo bebas dari rentenir pun dilakukan oleh Wakil Wali Kota Surakarta Teguh Prakosa, yang ditandai dengan penandatanganan pernyataan sikap bersama di Pasar Nongko Solo, Senin 20 Juni 2022.

Ia berharap dengan program tersebut dapat menumjang kesejahteraan masyarakat yang lebih cepat.

Ke depan ia berharap program tersebut bukan hanya menyasar pedagang kecil dan menengah di pasar tetapi juga di perkampungan.

Baca Juga: Bank Indonesia Terbitkan Kebijakan Penggunaan Rupiah di Kegiatan Internasional

"Karena dia potensi pinjam rentenir, butuh cepat langsung dapat tanpa proses panjang. Itu yang harus dilawan oleh BPR Bank Solo," katanya.

Sementara itu, Direktur Utama Perumda BPR Bank Solo Agung Riawan mengatakan program Kredit Melati dari bank tersebut menyasar pada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan pedagang pasar.

"Bedanya kalau pasar itu khusus pedagang tradisional yang ada di Kota Surakarta, kalau UMKM bedanya dia harus ber-KTP dan berdomisili di Kota Solo," katanya.

Ia mengatakan pedagang maupun pelaku UMKM ini juga bisa memanfaatkan kredit tanpa agunan sampai dengan Rp5 juta dengan bunga 4 persen/tahun dengan lama pinjaman maksimum lima tahun.

Baca Juga: Bank Daerah Karanganyar Pastikan Dana Desa Bisa Dicairkan Setiap Saat

"Kalau Kredit Melati ini bisa sampai Rp50 juta (pinjaman yang diajukan), kalau yang tidak pakai jaminan bisa sampai Rp5 juta. Untuk Kredit Melati ini outstandingnya sudah Rp2,3 miliar," katanya.

Ia mengatakan sejauh ini proses pencairan untuk Kredit Melati tersebut membutuhkan waktu dua hari. Meski demikian, sesuai dengan arahan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pihaknya mengupayakan untuk mempercepat proses pencairan menjadi satu hari.

Pada kesempatan yang sama, Kepala OJK Surakarta Eko Yunianto mengatakan selama ini masyarakat masih banyak yang memanfaatkan jasa rentenir karena tergiur oleh faktor kecepatan.

Baca Juga: Ajak UMKM Berkembang, Kali Pepe Land Gelar Pasar Tumpah di Tiap Hari Libur

"Rentenir satu hari terealisasi. Dengan program seperti ini (Kredit Melati) bisa meminimalisasi dampak rentenir kepada masyarakat Solo. Dengan bunga rendah, pinjaman sampai dengan Rp5 juta tanpa agunan, kami dorong proses lebih cepat. Tentu ini agar bisa bersaing dengan proses yang cepat yang diberikan rentenir," katanya.

Ia juga mengapresiasi terkendalinya angka kredit macet dari program tersebut. Dari data yang masuk ke OJK, untuk angka kredit macet atau NPL Kredit Melati masih di bawah 5 persen atau 3,29 persen.

"Ini kami apresiasi, dengan makin masifnya pemberian kredit harapannya bisa membantu perekonomian masyarakat. Harapannya program ini bisa meringankan pedagang pasar dan UKM dengan memanfaatkan fasilitas dari industri keuangan," katanya.***

Editor: Andi Penowo

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x