Tradisi Grebeg Maulud Keraton Solo, Mengenal Arti dan Maknanya

- 1 Oktober 2023, 21:04 WIB
Tradisi Grebeg Maulud Keraton Solo, mengenal arti dan maknanya. Prosesi Grebeg Maulud dalam rangka memperingati hari lahir Nabi Muhammad. (Foto: Dok. Istimewa/Laras)
Tradisi Grebeg Maulud Keraton Solo, mengenal arti dan maknanya. Prosesi Grebeg Maulud dalam rangka memperingati hari lahir Nabi Muhammad. (Foto: Dok. Istimewa/Laras) /

KARANGANYARNEWS Tradisi Grebeg Maulud Keraton Solo, Mengenal Arti dan Maknanya. Prosesi Grebeg Maulud dalam rangka memperingati hari lahir Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasallam menjadi salah satu momen dinanti masyarakat, khususnya Yogyakarta dan Solo. 

Setiap tahunnya, Keraton Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta menggelar tradisi Grebeg Maulud pada 12 Rabiul Awal di mana tahun ini jatuh pada 28 September 2023.

Grebeg Maulud diadakan untuk memperingati hari kelahiran dan peninggalan ajaran-ajaran Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasallam.
 
 
Grebeg Maulud memiliki arti sebagai wujud syukur dari keraton atas berkah kemakmuran yang dapat dinikmati bersama masyarakat.
 
Setiap tahun, orang-orang rela berdesakan di terik siang demi memperebutkan gunungan yang dibagikan pihak keraton.
 
Gunungan adalah arak-arakan berbagai hasil bumi yang bisa diperoleh masyarakat secara gratis. Konon, mendapat gunungan adalah pertanda orang akan diperlancar rezekinya.
 
Grebeg Maulud diselenggarakan Keraton Solo diikuti ratusan abdi dalem dengan membawa gunungan jaler (laki-laki) dan gunungan estri (perempuan).
 
 
Sepasang gunungan ini diarak menuju Masjid Agung Solo sebagai puncak perayaan Sekaten Hajad Dalem Gerebeg Tahun Jimawal 1957 dalam rangka Maulid Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasallam.
 
Ribuan warga berbagai usia, mulai dari anak sampai lanjut usia (Lansia) berdatangan memadati halaman Masjid Agung Solo untuk ngalap berkah berebut gunungan yang dikeluarkan Keraton Solo. ***

Editor: Andi Penowo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x