Kehilangan Sesuatu yang Kita Cintai? Inilah 7 Kiat Mensikapinya

11 April 2022, 21:07 WIB
Ustadz Drs. H. Moch Isnaeni, M.Pd. /dok pribadi/

Ngaji Bareng |.| Ustadz Drs. H. Moch Isnaeni, M.Pd.

KATA kehilangan biasanya mengacu pada hilangnya benda berupa uang, harta atau sesuatu yang disayangi.

Kehilangan juga dapat berupa orang yang dikasihi, baik orang tua, sanak saudara atau pasangan hidup kita. Kehilangan itu semua membawa kesedihan dan cenderung menyakitkan.

Disamping itu bila kehilangan tiap orang reaksinya berbeda-beda, kebanyakan tidak terima dan berusaha segera menemukannya kembali. Sebaiknya bila kehilangan bagusnya mengucap Innalillahi wa inna Ilaihi Rajiun.

Baca Juga: Tuntunan Islam Memberi Kemudahan, Inilah 3 Syareat Menjadi Orang Baik

Dengan mengucap kalimat ini saat kehilangan saya suka diledek, kayak berucap ada kematian saja. Tetapi, memang benar dari segi maknanya Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jualah kami kembali.

Inilah tujuh cara mengatasi sesuai tuntunan Islam, jikalau kita kehilangan;

  1. Berucap kalimat Allah Inna lillahi wa inna ilaihi Roji'un.

Dengan mengucap kalimat Allah itu, kita mengakui tiada yang kita punya. Baik  mata, tangan, kaki dan harta memang bukan milik kita. Termasuk anak bukan milik kita, kesadaran bahwa tidak ada yang kita miliki dan sesuatu pasti akan  kembali kepada pemiliknya.

Allah SWT berfirman dalam al-Quran, "Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan.

Baca Juga: Mentauladani Buya Hamka; Inilah 7 Mutiara Paling Menginspiratif

Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.  (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. (QS. Al-Baqarah: 155-156).

  1. Mengingat-ingat waktu dan bagaimana kejadiannya

Setelah melalui tahapan pertama, bolehlah kemudian mengingat-ingat kejadian dan telusuri kemana barang/ harta yang hilang itu. Langkah itu paling tidak dapat mengurangi sifat diri yang selalu bereaksi berlebihan dan berkeluh kesah bila kehilangan sesuatu.

Bila seseorang kehilangan sesuatu lantas mengeluhkannya, sesungguhnya ia kehilangan 2 hal secara langsung. Pertama, kerugian sebab kehilangan barang yang boleh jadi sangat dicintainya. Kedua, kerugian karena hilangnya kerelaan atau keridhoan atas benda yang hilang tadi.

Baca Juga: Ngaji Hikam: Apakah Amal Ibadah akan Membawa Kita Masuk Surga?

  1. Kalau sudah milik tidak akan kemana

Ungkapan ini kerap disampaikan orang, dalam hal diri kehilangan sesuatu selalu berucap ” Kalau sudah milik tidak akan kemana”. Ucapan ini benar adanya dan hendaknya dapat menjadikannya sebagai  bentuk keyakinan diri, segala sesuatunya berlaku ketentuan Allah.

Setiap manusia sudah dijamin Allah terkait rezekinya. Kesadaran ini harus dipupuk didalam hati bahwa rezeki yang sudah milik tidak akan lari, walau dalam perjalanan diserobot orang sekalipun, dia akan kembali diri kita.

Sesuatu yang telah menjadi milik kita pastilah bakal didapat, bila bukan milik kita apalagi dengan merebut dari orang lain dan dengan cara yang tidak baik, tunggu saja apalagi jika Allah tidak ridho, itu akan hilang bentuk dan besaran yang diambil paksa oleh Allah sehingga sering menyakitkan.

Baca Juga: Cinta Dunia Pangkal Segala Kesalahan, Inilah 6 Aspeknya

  1. Selalu ridho

Dalam hal ini Nabi SAW menganjurkan agar kita selalu ridha atas apapun yang terjadi dalam kehidupan ini, supaya mutiara bisa kita dapatkan seiiring dengan kesabaran kita.

Sebaiknya, kita menjadikan kehilangan itu juga sebagai ketetapan Allah. Nabi SAW juga menyatakan agar kita tidak mencintai sesuatu secara penuh dan membabi buta, sewajarnya saja sehingga bila kehilangan tidaklah begitu merana.

  1. Berupaya mencari pesan dibalik kehilangan

Dalam kehilangan daripada berkeluh kesah, lihatlah pesan dari kehilangan itu untuk introspeksi diri bahwa Allah selalu menginginkan miliknya itu digunakan dengan cara yang baik dan untuk keperluan yang baik.

Baca Juga: Ngaji Jiwa Jawi; Memaknai Falsafah Filosofi Secangkir Kopi

Lalu sudahkan harta itu digunakan dengan baik, dengan tidak melupakan haknya sebagian untuk dinafkahkan di jalan Allah? Sebab penggunaan fasilitas dari sang Maha Pemberi pada jalan yang tidak dikehendaki akan menyebabkan dicabutnya rahmat dan kenikmatan yang sudah diperoleh.

  1. Latihan sedekah untuk mengurangi kecintaan akan harta

Jalan lain agar tidak sakit karena kehilangan, biasakanlah bersedekah dan berbuat kebaikan. Kenapa harus sedekah? Karena dengan kebiasaan bersedekahlah, kecintaan orang akan harta atau sifat kikir dapat dikurangi atau dileburkan.

Dan tidak ada harta itu berkurang karena disedekahkan melainkan bertambah. Amalan ini akan mempercepat proses penyembuhan dan peningkatan kualitas kehidupan, setelah itu lanjutkan zikir lisan dan hati. Jadi terbuktikan, ternyata kehilangan dapat menjadi anugerah.

Baca Juga: Jangan Remehkan Kecilnya, Inilah Kebaikan Kecil yang Berbuah Surga

Karena diri tergerak untuk melakukan segala amal kebaikan, setelah orang diberi sakit karena kehilangan. Dan yang awalnya tertimpa kesulitan berkata Astaghfirullah atau Innalillahi, kemudian setelah mendapatkan berbagai anugerah berkata Alhamdulillah.

  1. Yakinlah Allah akan mengganti sesuatunya yang hilang dengan yang lebih baik

Saat diri kita kehilangan sesuatu dan itu sesuatu yang sangat berharga, kadang kita berpikir tidak akan mendapatkan penggantinya. Janganlah berpikir demikian, karena Allah tidak akan pernah mengambil apapun dari diri kita, kecuali Allah telah menyiapkan penggantinya.

Keyakinan kita di uji dan prasangka baiklah kepada Allah dan semua yang terjadi,   pilihan terbaik yang diberikan Allah kepada kita. Lafal yang baik diucapkan adalah “Al Khair Mukhtarallah” yang artinya “yang terbaik adalah pilihan Allah”. ***

Baca Juga: Awas! Jangan Lakukan Dua Dosa Ini di Bulan Ramadhan, Begini Penjelasan Gus Baha

Drs. H. Moch Isnaeni, M,Pd. |.| Ketua Majelis Pustaka dan Informasi (MPI)  Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM), Ketua Komisi Dialog FKUB, Pembina DDII, Sekretaris Dai Kantibmas Polres dan praktisi dakwah media cetak maupun online di Kabupaten Klaten.

Editor: Kustawa Esye

Tags

Terkini

Terpopuler