Kualitas dan Kuantitas Kerja, Penentu Martabat Seseorang

- 23 April 2022, 22:37 WIB
Ustadz Drs. H. Moch Isnaeni, M.Pd.
Ustadz Drs. H. Moch Isnaeni, M.Pd. /dok pribadi/

Ngaji Bareng |.| Ustadz Drs. H. Moch Isnaeni, M.Pd.

RASULULLAH Shalallahu 'Alaihi Wassalam menyebut, bekerja sebagai aktivitas yang mulia setara dengan jihad di jalan Allah.

Kendati sudah puluhan tahun berlalu, kebanyakan orang masih ingat ketika ditanya apa cita-citanya sewaktu masih kecil. Jawaban yang tiba-tiba muncul pada saat itu, bermacam-macam. Ada yang ingin jadi dokter, insinyur, guru, pilot, astronot dan lain-lain.

Beragam jenis profesi yang muncul tadi,  merupakan ungkapan imajinatif. Setiap orang hakikatnya ingin hidup bahagia, sejahtera, sukses, dan seterusnya dengan bekerja.

Keinginan bekerja atau berkarya, menjadi bagian kodrati yang disematkan oleh Allah kepada setiap manusia.

Baca Juga: Keutamaan Memaafkan Menurut Syariat Islam

Karena itu pula, salah satu yang bisa mempertahankan dan mengangkat martabat manusia adalah kemauannya bekerja, mencari nafkah dan mengais rezeki untuk memenuhi hajat hidup diri dan keluarganya.

Ukuran tinggi rendahnya martabat seseorang, antara lain juga dilihat dari kemauan dan semangatnya dalam bekerja. Sebagaimana firman Allah berikut ini;

“Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya, dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (Qs Al-Mulk [67]: 15).

Halaman:

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah