Bukan Orang Lain, Penentu Masa Depanmu Adalah Dirimu Sendiri

- 30 April 2022, 11:25 WIB
Ustadz Drs. H. Moch Isnaeni, M.Pd.
Ustadz Drs. H. Moch Isnaeni, M.Pd. /dok pribadi/

Ngaji Bareng |.| Ustadz Drs. H. Moch Isnaeni, M.Pd.

Kak kalau udah besar mau jadi apa? Gak banyak pikir aku langsung jawab, mau jadi Polisi.

Nah, mungkin itulah sepengal kalimat yang sering kita tuturkan kala menjawab pertanyaan orang di sekitar kita mengenai cita-cita di masa depan, umumnya pertanyaan dan jawaban serupa sering kita jumpai kala berusia anak-anak,  tepatnya jenjang TK atau sekolah dasar.

Sejatinya masa usia dini ialah masa tanpa beban, dimana kita bebas berekspresi menjawab semua pertanyaan, hanya dengan melihat dan menirukan sesuatu yang menurut kita keren. maka kita tertarik untuk menjadi serupa dengan hal keren tersebut.

Cita-cita ialah sebuah tujuan hidup yang ingin dicapai suatu individu, tatkala ia telah dewasa dan menjadikan cita-cita tersebut sebagai jalan hidup, untuk memeproleh kebahagiaan.

Baca Juga: Mengungkap Misteri Dibalik Rahasia Allah; Rejeki, Jodoh dan Ajal

Tidak gampang untuk menentukan sebuah cita-cita, bahkan saya berani bertaruh jika sedikit orang yang mampu bertahan dengan cita-citanya ketika masih berusia anak-anak. Bahkan, cita-cita seseorang dapat berubah dengan cepat ketika mereka menemukan sesuatu hal yang baru dan menarik untuk dilakukan.

 Lantas sebenarnya bagaimana menentukan cita-cita yang tepat untuk diri kita? Siapa saja yang bertanggung jawab atas pilihan cita-cita kita di masa depan? Jawabanya simple, diri anda sendiri. Karena anda yang berhak menentukan dan bertanggung jawab atas pilihan hidup anda.

Jika ada pihak lain yang ikut campur atas cita-cita dan pilihan hidup anda, percayalah jika mereka hanya sekedar pembuka jalan buat anda, bukan penentu masa depan anda sekalipun itu orangtua kita sendiri.

Baca Juga: Khutbah Sholat Idul Fitri 1443 H; Islamofobia Musuh Bangsa yang Beradab

Saya berasumsi jika cita-cita sangat berkaitan erat dengan fashion yang kita geluti dari kita kecil hingga dewasa, bahkan setelah berkeluarga sekalipun. Sebagai contoh, anda suka main sepakbola dari usia dini dan hobi itu tetap anda geluti serta ditekuni sampai dewasa, hingga anda menjadi pemain professional.

Itu pun artinya jika sepakbola yang anda geluti dari kecil tersebut telah menjadi fashion dan cita-cita hingga anda dewasa, karena dari sepakbola tersebut anda tidak hanya menyalurkan hobi tapi juga meraup rupiah atas apa yang anda tanam sejak kecil.

Tapi tak jarang banyak orang yang masih bingung akan masa depan mereka, sulit menentukan tujuan karena minimnya action, hingga bingung dengan kehidupanya sendiri.

Baca Juga: Syariat Mengurangi Makan dan Minum Menurut Rasulullah

Tekanan dari berbagai pihak, terutama orangtua terhadap keinginan anak menjadi salah satu faktor gagalnya anak mengintepretasikan bakat, kemauan, dan cita-cita sesuai bagi mereka untuk masa depan mereka.

Masih sering terjadi, kala orangtua terlalu berambisi memaksakan keinginan mereka terhadap anaknya, seperti anggapan bahwa anak mereka harus jadi dokter, harus jadi angkatan bersenjata, harus jadi PNS dan lainnya.

Padahal, sang anak tidak punya kredibilitas dan minat di bidang yang mereka maksud. Akibatnya justru akan membebani sang anak dan mengakibatkan terjadinya krisis percaya diri, serta budaya terima nasib apa adanya terhadap kehidupan anak kedepanya.

Baca Juga: Inilah Jawabnya, Bisakah Taqdir Berubah Karena Doa?

Ketika usia masih dibawah 17 tahun atau belum menerima KTP, sejatinya seorang individu masih dibawah kendali penuh orangtuanya atau yang mewakili.

Tapi setelah melampaui usia 17 tahun keatas, seorang individu tetap berada pada pengawasan orangtua mereka, bahkan hingga mereka sudah berkeluargapun tetap menjadi tanggungjawab orangtua. Tapi, hanya intensitas dan keketatannya saja yang mulai berbeda.

Setelah memasuki usia produktif, tentu pikiran seorang anak akan semakin liar terhadap dunia dan lingkungan tempat mereka hidup, mereka akan mulai mencari-cari yang namanya jatidiri.

Baca Juga: Ngaji Jiwa Jawi; Eling Pepeling Filosofi Caping

Apakah fashion fashion yang mereka geluti sejak dini masih dapat berlaku untuk masa dewasa mereka atau tidak, hanya mereka yang bisa menentukan sepenuhnya.

Sebenarnya ketentuan akan masa depan anda, bukan hanya anda saja yang berhak menentukan. Ada satu pihak yang ketentuanya tidak dapat diganggu gugat, bukan orangtua atau kerabat anda melainkan Tuhanmu.

Anda harus sepakat dengan saya, jika segala sesuatu yang anda lakukan dan segala unsur di alam semesta ini, berkaitan erat dengan kehendak tuhan. Anda berperangai positif, maka Tuhan akan memberikan balasan positif pula, begitu juga sebaliknya jika negatif.

Baca Juga: Sederet Karomah Mbah Moen; Hentikan Hujan sampai Mobil Tanpa BBM

Didalam merealisasikan impian dan cita-cita dibutuhkan riset yang tepat agar tidak salah jalan, dibutuhkan niat dan tekad yang kuat serta dukungan dari orang-orang disekitar anda.

Ingat, dukungan bukan ketentuan dari mereka orang-orang disekitar anda, selanjutnya usaha dan diakhiri dengan doa berserah diri kepada Tuhan, disini anda akan memainkan proses dialetika anda bersama tuhan anda.

Satu yang terpenting, masa depan anda ialah anda sendiri yang menentukan bukan orangtua anda, mereka hanya sebagai pembuka jalan untuk kita melangkah ke arah yang sewajarnya.

Baca Juga: Inilah Penetapan Idul Fitri 1443; Versi Kemenag, NU dan Muhammadiyah

Tuhan juga menjadi hakim yang paling tepat, atas apa yang telah anda perbuat untuk masa depan anda. Jika anda baik, akan menuai yang baik jika anda buruk maka buruk pula yang anda dapatkan. ***

Drs. H. Moch Isnaeni, M,Pd. |.| Ketua Majelis Pustaka dan Informasi (MPI)  Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM), Ketua Komisi Dialog FKUB, Pembina DDII, Sekretaris Dai Kamtibmas Polres dan praktisi dakwah media cetak maupun online di Kabupaten Klaten.

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah