Ngaji Jiwa Jawi; Memaknai Falsafah Filosofi Ketupat Lebaran

- 2 Mei 2022, 00:07 WIB
Kustawa Esye
Kustawa Esye /Dok Kiai Damar Sesuluh/

Baik berkait hubungan secara horisantal atau antar sesama manusia atau habluminannas, demikian juga  keterkaitannya hubungan peribadatan secara vertikal, antara manusia dengan Sang Kholiq atau habluminnallah.

Janur atau daun kelapa muda yangb diperuntukkan pembungkus ketupat, sejatinya berasal dari bahasa Arab ‘Ja'a nur ‘ yang berarti telah datang cahaya atau pencerahan dari Illahi.

Dalam filosofi falsafah jiwa jawining wong Jawi, janur dimaknai dari dua kata. Pertama, ‘Jan’ diartikan ‘janjane’ (sesungguhnya). Kedua, ‘nur’ dimaknai cahaya atau pencerahan dari Allah SWT.

Ketupat Lebaran yang sarat makna filosofi hidup dan kehidupan
Ketupat Lebaran yang sarat makna filosofi hidup dan kehidupan

Janur berarti cahaya yang sesungguhnya, dapat dimaknai juga petunjuk sejati dari Illahi, siapa lagi kalau bukan Allah Seru Sekalian Alam.

Falsaafah filosofinya janur,  tak lain sebagai  harapan dan atau doa seusai menjalani syariat wajib puasa Ramadhan, agar mendapatkan  cahaya Illahi atau petunjuk hidup dan kehidupan selanjutnya dari Sang Kholiq.

Sedangkan Kupat yang  juga berasal dari Bahasa Jawa, berarti traju papat (bersudut empat), ada juga yang memaknai laku papat (empat prilaku utama manusia).

Baca Juga: Ngaji Jiwa Jawi; Eling Pepeling Filosofi Caping

Emap prilaku utama seuasai menjalani ibadah puasa Ramadhan tadi, masing-masing; Lebar, Lebur, Luber lan Labur.

Secara harfiah Lebar berarti usai, memasuki bulan Syawal usailah sudah menjalani syariat wajib, puasa lahir maupun batin sebulan penuh di bulan  Ramadhan.

Halaman:

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x