Obesitas, Ini Dia Penyebab dan Cara Pencegahannya

- 15 Juli 2023, 19:05 WIB
Obesitas, ini dia penyebab dan cara pencegahannya. Salah satu faktor paling memengaruhi seseorang menjadi obesitas adalah kurangnya aktivitas fisik. (Foto ilustrasi: Pixabay/taniadimas)
Obesitas, ini dia penyebab dan cara pencegahannya. Salah satu faktor paling memengaruhi seseorang menjadi obesitas adalah kurangnya aktivitas fisik. (Foto ilustrasi: Pixabay/taniadimas) /

KARANGANYARNEWS - Obesitas, Ini Dia Penyebab dan Cara Pencegahannya. Ketua Tim Kerja Penyakit Diabetes Melitus dan Gangguan Metabolik, Esti Widiastuti mengungkapkan salah satu faktor paling memengaruhi seseorang menjadi obesitas adalah kurangnya aktivitas fisik.

Data Riskesdas 2018 menunjukkan angka nasional obesitas sekira 21,8 persen. Angka ini berdasarkan pengukuran indeks massa tubuh. Riskesdas juga menunjukkan proporsi kurang aktivitas fisik itu cukup tinggi.

''Berbicara tentang obesitas itu berbicara bahwa apa yang masuk ke dalam tubuh dengan apa yang keluar. Kalau apa yang masuk lebih banyak, akhirnya menumpuk dan penumpukan kalori yang masuk itu akan menjadi lemak, sehingga jadilah overweight dan obesitas,'' jelasnya pada konferensi pers di gedung Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Jakarta, awal pekan ini dilansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan RI, kemenkes.go.id.

Baca Juga: Wow! Pertamina dan Toyota Kolaborasi Garap Mobil Berbasis Hidrogen

Dampaknya, lanjut Esti Widiastuti, sebagian besar orang mengira obesitas menjadi faktor risiko untuk terjadinya penyakit-penyakit tak menular lainnya.

Penyebabnya adalah banyak faktor seperti aktivitas fisik kurang, sementara asupan kalori cukup tinggi.

Hal ini dipengaruhi salah satunya oleh penggunaan telepon seluler (Ponsel) pintar tidak terkontrol sehingga menyebabkan penggunanya malas bergerak.

Kementerian Kesehatan memiliki strategi pencegahan melalui promosi kesehatan dan pengelolaan obesitas melalui pengendalian faktor risiko penyakit tidak menular (PTM).

Baca Juga: Review dan Spesifikasi CAMON 20 Pro 5G, Seberapa Dahsyat buat Performa Gaming?

Promosi kesehatan dilakukan di fasilitas kesehatan primer atau puskesmas dengan deteksi dini pengukuran berat badan dan lingkar perut, mengimbau masyarakat memperbaiki gaya hidup, seperti tidak merokok, perbanyak aktivitas fisik, dan perbanyak makan protein, buah, serta sayur.

Sementara pengendalian faktor risiko PTM dilakukan dengan penatalaksanaan kasus obesitas yang adekuat, terapi obesitas, seperti diet sehat, latihan fisik, modifikasi perilaku, pendekatan medis, dan rujukan.

Obesitas pada anak

Plt Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Lovely Daisy, mengatakan obesitas sangat berisiko pada anak.

Baca Juga: 8 Fakta Karakter Zodiak Gemini, Sering Dianggap jadi Public Enemy?

Kasusnya bahkan sepuluh kali lipat meningkat selama empat dekade dari 1975 hingga 2016 usia lima hingga 19 tahun.

''Obesitas dikaitkan dengan kurangnya aktivitas fisik. Kalau kita lihat data Riskesdas 2018 anak usia sepuluh sampai 14 tahun itu yang kurang aktivitas sebanyak 64 persen. Ini sebenarnya nyambung kalau kita ngukur tingkat kebugaran anak-anak sekolah itu sebagian besar tidak bugar. Artinya memang ini risiko tinggi, apalagi ditambah dengan pola konsumsi anak-anak kita yang kurang baik,'' papar Lovely Daisy.

Obesitas juga erat kaitannya dengan banyaknya anak-anak tidak sarapan sebelum sekolah.

Masih berdasarkan Riskesdas 2018, sebanyak 65 persen anak-anak tidak sarapan sehingga mereka memilih jajan makanan di sekolah tanpa pengawasan orangtua.

Baca Juga: Ada Festival Layang-layang Nasional di Pantai Parangkusumo Akhir Pekan Ini, Berikut Kategori Lombanya

Perlu dilakukan pemantauan pertumbuhan pada anak yang dilakukan setiap bulan.

Hal ini penting guna mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan, baik untuk kekurangan maupun kelebihan gizi sehingga intervensi bisa cepat dilakukan.

Strategi pencegahan obesitas pada anak dapat dilakukan dengan pengaturan pola makan, yakni harus terjadwal, makan makanan pokok tiga kali sehari dan makan makanan selingan dua kali sehari.

''Rutin melakukan aktivitas fisik dan orangtua harus menyediakan makanan bergizi seimbang dan membantu anak belajar lebih selektif dan sehat terhadap makanan yang dikonsumsi,'' tukas Lovely Daisy. ***

Editor: Andi Penowo

Sumber: kemenkes.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah