Jejak Raden Mas Said (5): Inilah Nyai Dipo, ‘Cikal Bakal’ Kabupaten Karanganyar

- 17 November 2021, 10:10 WIB
Laskar perempuan Lereng Lawu pimpinan Nyai Dipo, gerilyawan perempuan melawan kolonial Belanda era Susuhunan Paku Buwono II, Keraton Kartosuro.  Foto, Sendratari kolosal Nyi Ageng Karang dalam peringatan Hari Jadi Kabupaten Karanganyar
Laskar perempuan Lereng Lawu pimpinan Nyai Dipo, gerilyawan perempuan melawan kolonial Belanda era Susuhunan Paku Buwono II, Keraton Kartosuro. Foto, Sendratari kolosal Nyi Ageng Karang dalam peringatan Hari Jadi Kabupaten Karanganyar /Kustawa Esye/

KARANGANYARNEWS - Pertemuan Raden Mas Said dengan neneknya, Raden Ayu Sulbiyah, setelah mengembara dan menetap di lereng barat Gunung Lawu dijuluki Nyai Dipo, memberi spirit baru perjuangan Raden Mas Said beserta pengikutnya.

Wejangan spiritual reliqius dari kakeknya, selain memperteguh keimanan dan penghambaannya kepada Sang Kholiq, juga dirasa semakin memperkokoh jiwa maupun semangat patriotiknya melawan penjajah kolonial Belanda.

Nyai Dipo yang memimpin gerilyawan laskar perempuan melawan kolonial Belanda, juga mengajarkan berbagai strategi perang gerilya kepada cucunya, secara langsung maupun melalui filosofi falsafah kehidupan.

Baca Juga: Jejak Raden Mas Said (4): Strategi Pembiaran Markasnya Dibumihanguskan

Dikisahkan Ki Panji Koeswening, budayawan yang juga pengurus Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) di Kabupaten Karanganyar, salah satu diantaranya melalui bubur bekatul yang disajikan Nyai Dipo kepada Raden Mas Said.

“Raden Mas Said menikmati bubur bekatul yang masih panas, karena memulainya disedu dari tengah dia terlihat lidahnya serasa menyentuh bara api,” terang tim penulis buku ‘Sejarah dan Nilai-nilai Luhur Raden Mas Said’.

Mengetahui cucu tersayangnya belum mengetahui strategi memakan bubur bekatul secara benar, hingga berakibat lidahnya kesakitan, Nyai Dipo  memberikan wejangan atau nasehat kepada Raden Mas Said.

Baca Juga: Primbon Jawa, Inilah Aura Ketulusan dan Kesetiaan Rabu Pahing

Untuk meneruskan perjuangan melawan kompeni Belanda, beserta penguasa pribumi yang telah terjerat intrik politik VOC, tidak hanya mengandalkan kekuatan dan kesaktian secara phisik.

Halaman:

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x