Oleh |.| Kustawa Esye
Inilah tujuh maqom reliqious Raden Mas Said, sudahkah para pemimpin di Kabupaten Karanganyar, mentauladani warisan adi luhung cikal bakal Bumi Intanpari ini?
RENTANG sejarah Kabupaten Karanganyar, tanggal 18 Nopember 2021 memperingati Hari Jadi ke-104 tahun, tak lepas dari perjuangan Raden Mas Said, pendiri dinasti Kerajaan (Pura) Mangkunegaran Surakarta.
Mentauladani Raden Mas Said tidak hanya dari heroismenya sebagai patriot pejuang kemerdekaan, politisi ulung, negarawan dan figurnya sebagai raja berbudi bawa laksana.
Baca Juga: Jejak Raden Mas Said (1): Alap-alap Samber Nyawa, Putra Bangsawan yang Terbuang
Raden Mas Said yang lebih dikenal Pangeran Samber Nyawa, juga maestro seni budaya yang piawai mengejowantahkan filosofi religious dalam karya-karya seni fenomentalnya.
Dalam berolah seni gamelan dan gending-gending Jawa, contohnya. Selain berhasil merefleksikan esensi filosofi seni gamelan, juga gending-gending Jawa.
Menurutnya, esensi filosofi gending dirasa dari tiga perspektif kehidupan. Pertama; Raos Kawiraman yang merefleksikan cita rasa runtut, titi, patut, pratitis, tatag, lan mantep.
Baca Juga: Jejak Raden Mas Said (2): Hengkang dari Istana Melunasi Spirit Patriotiknya