Mengintip Sakralnya Prosesi Penarikan Pusaka di Sitinggil Ngukir Rahtawu Madiun

- 21 Juli 2022, 15:01 WIB
Ki LAwu dan teman-temannya tengah menggelar ritual penarikan pusaka di punden Ngukir Rahtawu
Ki LAwu dan teman-temannya tengah menggelar ritual penarikan pusaka di punden Ngukir Rahtawu /Klasik Herlambang/Karanganyarnews

Baca Juga: Mengintip Rahasia Pembuatan Keris Sakti di Padepokan Brojobuwono Karanganyar

“Dari penampilannya, ini seperti batu koclak. Sebab di dalamnya seperti terlihat ada ruang yang terisi air. Batu seperti ini biasa dipakai sebagai jimat. Karena diyakini memiliki energi kerejekian. Makanya yang biasa menyimpan batu ini adalah para pedagang,” jelas Ki Lawu sembari mengamati batu yang baru saja didapatkannya.

Di komplek Sitinggil Ngukir Rahtawu memang kerap ditemukan berbagai jenis pusaka, baik itu berupa keris, tombak maupun bebatuan.

Kuat dugaan bahwa benda-benda itu adalah peninggalan dari Raden Rangga Jumeno, Bupati Madiun pertama.

Sisa Konflik
Hal ini sangat mungkin terjadi, sebab saat terjadi perseteruan dengan Mataram, Raden Rangga Jumeno diduga memilih meninggalkan Kraton Madiun dan menyepi di Ngukiran.

Ini dilakukan karena dia tidak bisa menerima upaya Mataram yang ingin menguasai wilayahnya.

Perseteruan antara Mataram dan Madiun sebenarnya merupakan buntut penentangan dari Rangga Jumeno atas berdirinya kerajaan tersebut.

Rangga Jumeno adalah salah satu dari trah dinasti Kerajaan Pajang, yang dikenal dengan nama Pangeran Timur.

Karena tidak mau mengakui kedaulatan Mataram, akhirnya dia mendirikan wilayah Madiun di Jawa Timur.

Dan karena dipandang bisa merongrong kewibawaan Mataram, akhirnya Madiun diserang.

Namun kesaktian dari Raden Rangga Jumeno tidak bisa dipandang remeh. Pasukan Mataram pun dibuat tak berdaya saat menghadapi Madiun.

Halaman:

Editor: Andi Penowo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah