Apalagi para peserta kirab hanya membawa beberapa obor sebagai penerangan jalan. Dan kesakralan itu semakin bertambah dengan aroma asap dupa dan kemenyan yang senantiasa mengepul dari sebuah tungku kecil yang dibawa salah seorang peserta kirab.
Namun lepas dari tujuan yang bersifat spiritual, segala apa yang dilakukan oleh Empu Basuki adalah bagian dari upayanya untuk senantiasa mengenalkan keris dan berbagai hal yang melekat di dalamnya, kepada masyarakat.
Karena itulah, dalam setiap penyelenggaraan acara tersebut, Empu basuki juga melibatkan banyak orang, termasuk masyarakat desa di sekitar padepokan berada.
“Ini adalah bagian dari pelstarian tradisi. Dengan begitu maka keistimewaan dari sebuah keris sebagai karya budaya akan senantiasa terjaga,” pungkasnya. ***