Mengintip Rahasia Pembuatan Keris Sakti di Padepokan Brojobuwono Karanganyar

- 14 Juli 2022, 23:10 WIB
Proses pembuatan keris sakti di Padepokan Brojobuwono Karanganyar
Proses pembuatan keris sakti di Padepokan Brojobuwono Karanganyar /Klasik Herlambang/Karanganyar News

Sehingga kekuatan energi spiritual yang terserap dalam logam tersebut, nantinya diharapkan benar-benar bisa bersinergi dnegan jalan hidup si pemilik.

Selain itu, dengan mengungkap karakter pribadi si pemesan, maka hal itu bisa berkaitan dnegan penggunaan bahan-bahan logam yang akan dijadikan campuran. Dalam hal ini terkait dengan komposisi dan perbandingannya.

Saat kesimpulan tentang karakter pribadi si pemesan sudah didapat, maka campuran logam yang berupa pasir besi, serta nikel mulai disiapkan.

Yang kemudian dilebur menjadi lempengan, dan kemudian ditempa dengan dilipat hingga ratusan kali, untuk menciptakan pamor yang dikehendaki.

Dan setelah beberapa waktu, di saat seluruh bilah keris sudah selesai dibentuk. Maka proses berikutnya adalah melakukan penyepuhan dengan merendam dalam larutan arsenic.

Hal ini ditujukan untuk memunculkan pamor keris serta membuat keris tersebut lebih tahan lama.

Dan di akhir proses pembuatan, dilanjutkan dnegan menggelar ritual khusus berupa kirab.

Baca Juga: Menghapus 5 Sial dalam Ritual Padusan. Apa Sajakah Itu..?

“Kirab itu adalah bentuk simbolisasi penyebaran energi keris tersebut ke seluruh alam. Yang tujuannya untuk menciptakan harmonisasi energy, sehingga pada akhirnya energy tersebut bisa bersinergi dengan sang pemilik nantinya,”  lanjut pria yang kerap diundang sebagai pembicara dalam persoalan budaya dan keris itu.

Kirab sengaja dilakukan pada tengah malam yang merupakan saat di mana pancaran kekuatan energi alam bisa diserap dengan baik oleh pusaka.

Tak hanya itu, kirab pada malam hari juga merupakan wujud penyatuan diri dengan alam semesta.

Sebab dalam kegelapan malam, segala sesuatu akan melebur menjadi satu, sehingga memudahkan dalam melakukan kontak dengan Sang Pencipta.

Hal ini perlu karena dalam kirab itu seluruh peserta yang terdiri dari para budayawan serta keluarga besar Padepokan Brojobuwono berjalan kaki tanpa alas kaki dan tanpa suara, alias tapa mbisu.

Baca Juga: Diyakini Ampuh Wujudkan Harapan, Berikut Macam-macam Ritual Telanjang dan Tempat Melakukannya

Menurut Empu Basuki, tapa mbisu adalah sebuah wujud laku spiritual yang memosisikan seseorang hanya menjalin kontak dengan Sang Pencipta.

Sebab seluruh konsentrasi hati dan pikiran hanya akan menuju ke sana. Tanpa harus terganggu dengan komunikasi antar sesama manusia.

Kondisi Desa Wonosari yang masih banyak ditumbuhi hutan-hutan jati, semakin menguatkan kesakralan ritual kirab ini.

Halaman:

Editor: Andi Penowo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah