Mengapa Umat Islam Wajib Puasa Ramadhan? Begini Penjelasan Gamblang Gus Baha

- 25 Maret 2024, 22:24 WIB
Mengapa Umat Islam Wajib Puasa Ramadhan? Begini Penjelasan Gamblang Gus Baha
Mengapa Umat Islam Wajib Puasa Ramadhan? Begini Penjelasan Gamblang Gus Baha / cdn.kqed.org

KARANGANYARNEWS - Puasa termasuk salah satu rukun Islam, ibadah yang wajib dijalankan umat Islam di bulan Ramadhan.

Perintah puasa tercantum dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 183; Yaa ayyuhallażiina aamanụ kutiba 'alaikumuṣ-ṣiyaamu kamaa kutiba 'alallażiina ming qablikum la'allakum tattaqụn

Artinya; “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Baca Juga: Gus Baha: Puasa Mengajarkan Kita Cara Menghargai Makanan 

Di bulan Ramadhan, umat Islam menjalankan puasa sebulan penuh, menahan diri dari makan minum dan maksiat mulai dari terbit fajar sampai matahari terbenam.

“Perintah untuk berpuasa itu sudah jelas. Rasulullah SAW juga bersabda, Islam ditegakkan di atas lima perkara, yaitu dua kalimat syahadat, shalat, zakat, berpuasa Ramadhan, dan haji bagi yang mampu,” kata Gus Baha.

Hukum atau dalil puasa seperti. Tapi, sebenarnya mengapa umat Islam harus puasa saat Ramadhan?

Baca Juga: Pilih Bekerja atau Sholat Tararwih? Begini Penjelasan Gus Baha 

Menurut Gus Baha, tujuan puasa di bulan Ramadhan adalah untuk mengembalikan fitrah asli manusia. Fitrah untuk selalu bersyukur atas milyaran sistem organ tubuh yang diberikan Allah SWT.

Betapa sistem organ itu akan kembali pulih dan bugar hanya dengan minum seteguk air putih. Tubuh dan tenaga yang lesu seharian kembali segar setelah makan dan dan segelas air.

“Bayangkan, orang yang berbuka puasa dengan segelas air putih dan satu pisang goreng saja sudah sebanding dengan orang yang seharian makan mewah,” ujarnya.

Baca Juga: Begini Makna Doa Robbi Firli Warhamni Wajburni Saat Duduk di antara Dua Sujud 

Karena itu, lanjut Gus Baha, selain sebagai kewajiban, puasa juga bermakna suatu kebaikan karena merasa lemah sebagai manusia. Kemudian bersyukur atas karunia Allah saat berbuka.

Santri  kesayangan ulama karismatik KH Maimoen Zubaer atau Mbah Moen itu mengatakan Nabi SAW selalu mengajarkan saat lapar jalur ibadahnya adalah dengan merasa dhaif atau lemah sebagai manusia.

Sedangkan saat kenyang, jalur ibadah manusia adalah memuji Allah SWT dengan bersyukur. Sebab, sehebat apa pun manusia, jika lapar pasti akan lemas.

Baca Juga: 3 Amalan di Bulan Ramadan Super Dahsyat, Banjir Pahala Berlipat 

“Momen berbuka puasa itu yang paling ditunggu bagi yang bepuasa. Air putih itu menjadi nikmat luar biasa setelah seharian menahan lapar dan haus,” ujar Gus Baha.

Karena itu, lanjut Gus Baha, begitu masuk waktu berbuka puasa, puasa harus segera dibatalkan untuk kemudian menjalankan kewajiban yang lain, yaitu shalat Maghrib.

“Umat Islam itu harus bangga karena melakukan satu kewajiban sambil menunggu kewajiban yang lain. Jadi status kita ini selalu demi kewajiban menjalankan perintah Allah,” jelasnya.***

Editor: Ken Maesa Pamenang


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x