Terkuak, Ada Video Pengakuan Penyiksaan di Kerangkeng Manusia Milik Mantan Bupati Langkat Nonaktif

2 Maret 2022, 19:14 WIB
Tangkapan layar video pengakuan penghuni kerangkeng manusia /Antara

KARANGANYARNEWS - Sebuah video berisi pengakuan mantan penghuni kerangkeng manusia milik Bupati Langkat nonaktif, Sumatera Utara ditemukan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). Dalam video tersebut terkuak pengakuan adanya penyiksaan.

Komisioner Komnas HAM, Mohammad Choirul Anam mengatakan, pihaknya mendapatkan video pengakuan penghuni kerangkeng manusia tersebut langsung dari perekam dan belum pernah beredar.

Hingga kini, identitas perekam dalam video kerangkeng manusia tersebut belum diketahui, tapi dari tayangan video yang diputar tersebut, tampak empat orang penghuni di dalam kerangkeng.

Baca Juga: Bertemu Komnas HAM, Ganjar; Ini Tiga Opsi Penyelesaian Konflik Wadas

Kemudian perekam video menanyakan beberapa hal kepada Faisal, salah seorang penghuni kerangkeng manusia di tempat itu.

Dari rekaman video tersebut terlihat jelas wajah Faisal mengalami luka memar terutama di bagian mata dan pelipis mata.

Faisal yang mengenakan kaus oblong abu-abu dengan kepala plontos tersebut mengaku baru mendekam semalam tapi sudah mendapat penyiksaan.

Baca Juga: Luluk Nur Hamidah: Test Keperawanan Rekrutmen Prajurit Kowad TNI, Diskriminatif dan Langgar HAM

Dari pengakuan para penghuni yang diwawancarai perekam, diketahui satu kerangkeng tersebut dihuni 32 orang.

Faisal dan rekan-rekannya mengatakan 26 penghuni lainnya pada saat itu sedang bekerja. Sementara, empat penghuni tersebut sedang sakit sehingga tidak bekerja.

Mohammad Choirul Anam mengatakan sejak awal Komnas HAM telah menduga ada penyiksaan, kekerasan, dan perampasan hak di kerangkeng manusia milik Bupati Langkat nonaktif, Terbit Rencana Perangin Angin.

Baca Juga: Peringati Hari HAM, Polri Gelar Lomba Orasi Unjuk Rasa

Pada awalnya, Komnas HAM hanya mendapatkan sebuah foto tentang gambaran suasana kerangkeng yang dihuni dua orang serta satu video berdurasi sekitar lima detik namun tanpa suara.

"Sejak awal kami menyakini adanya penyiksaan, kekerasan, dan perbuatan merendahkan harkat martabat manusia," pungkas Choirul Anam sabagaiamana dilansir KaranganyarNews dari AntaraNews.

Editor: Abednago Afriadi

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler