Menurut catatan dan laporan BMKG tujuh kali gempa tadi masing-masing terjadi pada; (1) Pukul 00.32.05 Wib gempa magnitudo 3 kedalaman 6 km, pusat gempa 13 km barat laut. Salatiga, (2) Pukul 00.42.54 Wib M2,9 kedalaman 11 km pusat gempa 7 km barat Salatiga.
Berikutnya yang ke (3) Pukul 01.25.00 Wib M2,5 kedalaman 5 km pusat gempa 2 km barat laut Salatiga, (4) Pukul 02.35.57 WIB M2,5 kedalaman 13 km pusat gempa 12 km barat laut Salatiga, (5) Pukul 05.29.51 WIB, M2,6 kedalaman 18 km pusat gempa 3 km Timur Ambarawa.
Baca Juga: Gelombang Panas sedang Terjadi di Indonesia? Ini Penjelasan BMKG
Disusul lagi gempa tektonik yang sama atau (6) Pukul 05.39.21 WIB, M3 kedalaman 15 km pusat gempa 14 km barat laut Kota Salatiga, dan (7) Pukul 06.33.46 WIB, M3 kedalaman 5 km pusat gempa 11 km barat laut Kota Salatiga.
Seluruh rangkaian rentetan gempa ini, baik gempa utama (mainshock) dan gempa susulannya (aftershocks) berpusat di komplek Gunung Telomoyo, terletak di wilayah Kabupaten Semarang dan Kabupaten Magelang.
Gunung Telomoyo, menurut Daryono memiliki ketinggian 1.894 m dpl dan merupakan gunung api yang berbentuk strato, tetapi belum pernah tercatat meletus.
Baca Juga: BMKG: Waspada La Nina dan Peningkatan Risiko Bencana Hidrometeorologi
Mengingat wilayah Salatiga, Banyubiru, Bawen, dan Ambarwa berdekatan dengan sumber gempa sesar aktif, terutama Sesar Merapi Merbabu dan Sesar Rawa Pening, BMKG mengingatkan pentingnya edukasi mitigasi gempa bumi.
Diantaranya, betapa pentingnya membuat bangunan tahan gempa atau hunian ramah gempa, dan masyarakat di wilayah tersebut lebih memahami cara selamat saat terjadi gempa.
Gempa tektonik lebih kuat dapat terjadi kapan saja dari sumber gempa sesar aktif terdekat tadi,” terang Daryono, Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG. ***