Sangat Menyedihkan, 11 Bahasa Daerah di Indonesia Punah

- 22 November 2021, 14:57 WIB
Prof Endang Aminudin Aziz MA, PhD, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa mengalungkan id-card kepada peserta Festival Tunas Bahasa Ibu di Hotel Lorin, Karanganyar
Prof Endang Aminudin Aziz MA, PhD, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa mengalungkan id-card kepada peserta Festival Tunas Bahasa Ibu di Hotel Lorin, Karanganyar /Kustawa Esye/

KARANGANYARNEWS – Kelestarian Bahasa Daerah, sebagai warisan adiluhung bangsa kian memprihatinkan. Tercatat, 11 Bahasa Daerah di Indonesia punah.

Indonesia, tercatat sebagai negara terbanyak kedua se dunia, pemilik ragam Bahasa Ibu atau Bahasa Daerah. Terbanyak pertama Papua Nugini 830 Bahasa Daerah, di Indonesia terdapat 718 Bahasa Daerah.

Namun demikian, upaya pelestarian Bahasa Daerah di Indonesia sangat disayangkan swemua pihak. Hasil penelitian Unesco  tahun 2019 mencatat, 11 Bahasa Daerah di Indonesia telah punah.

Baca Juga: Primbon Jawa: Senin Pahing, Rintis Karir Profesi Wirausaha Mandiri

Kepunahan bahasa dan sastra daerah, kian  menjadi gejala global  di berbagai negara. Termasuk di Indonesia, Unesco mencatat secara global setiap pekan ada bahasa ibu atau Bahasa Daerah yang punah.  

Berbagai faktor penyebab kepunahannya. Dikarenakan perubahan perilaku penuturnya, tak lagi menggunakan Bahasa Ibu untuk berkomunikasi. Karena migrasi penduduk, kawin campur, dan karena bencana.

Menanggapi kian punahnya bahasa dan sastrah daerah di Indonesia ini, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, berupaya merevitalisasi mempertahankan bahasa dan sastra daerah agar tidak punah.

Baca Juga: Pengrajin Payung Lukis Juwiring Berharap Dukungan Konkrit Pemerintah

Salah satu diantaranya, dengan mendasarkan pada program sekolah," kata Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Prof Endang Aminudin Aziz MA,PhD, saat membuka Festival Tunas Bahasa Ibu di Hotel Lorin, Karanganyar Jumat 19 Nopember 2021 malam.

Festival Tunas Bahasa Ibu, menurutnya salah satu upaya melestarikan Bahasa Daerah. Peserta festival, diharapkan ke depan dapat menjadi agen mempertahankan bahasa dan sastra daerah.

Jawa Tengah, dia sebutkan sebagai provinsi pertama yang menggelar festival ini, disusul berikutnya Provinsi Jabar dan Sulsel. Tahun depan, akan dikembangkan  juga ke sembilan provinsi lainnya.

Baca Juga: Inilah 'Wulangreh' Teruntuk Pemimpin di Karanganyar, 7 Maqom Reliqious Raden Mas Said

Dalam acara yang sama, Kepala Balai Bahasa Provinsi Jateng Dr Ganjar Harimansyah menjelaskan, festival dikemas dalam berbagai lomba untuk siswa SD dan SMP se-Jateng.

“Festival ini sebagai upaya memberikan wadah bagi generasi muda dalam melestarikan bahasa dan sastra  Jawa. Diharapkan, generasi muda lebih minat mempelajari dan mengembangkan bahasa serta budaya Jawa,” kata dia.

Dijelaskan juga, festival ini merupakan puncak rangkaian acara revitalisasi Bahasa Jawa, mulai koordinasi pemangku kepentingan di Pemda, pelatihan guru master, pengajaran kepada siswa, pemantauan, hingga penyelenggaran festival. ***

Editor: Kustawa Esye


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x