Mengapa Muhammadiyah Tetapkan Awal Puasa Senin 11 Maret 2024? Begini Penjelasannya

- 10 Maret 2024, 21:18 WIB
Mengapa Muhammadiyah Tetapkan Awal Puasa Senin 11 Maret 2024? Begini Penjelasannya.
Mengapa Muhammadiyah Tetapkan Awal Puasa Senin 11 Maret 2024? Begini Penjelasannya. /Freepik

KARANGANYANEWS - Pemerintah menetapkan awal Ramadan 1445 Hijriah atau awal puasa pada Selasa 11 Maret 2024.

Namun,  sebelumnya Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadan 1445 Hijriah atau awal puasa pada tahun ini adalah Senin, 11 Maret 2024.

Perbedaan tersebut sedikit banyak menimbulkan pro dan kontra di kalangan umat Islam. Bagi sebagian besar umat Islam, penetapan awal Ramadhan oleh pemerintah menjadi acuan utama.

Baca Juga: Sambut Suka Cita Puasa Ramadhan 2024 di Medsos Kalian: Inilah 15 Twibbon Gratis Terunik dan Aplikatif 

Di sisi lain, Muhammadiyah tetap menjadi acuan bagi sebagian umat Islam, terutama bagi mereka anggota salah satu organisasi keagaamaan terbesar di Indonesia itu.

Menurut Menteri Agama, penetapan awal Ramadhan oleh pemerintah sudah melalui kajian dan perhitungan yang matang berdasarkan hisab dan rukyat.

Metode tersebut dilakukan agar penetapan awal puasa atau 1 Ramadhan sesuai dengan tuntunan agama dan kebutuhan umat Islam di Indonesia.

Baca Juga: Sidang Isbat Kemenag, Awal Ramadhan Jatuh pada Selasa 12 Maret 2024 

Sementara itu, Muhammadiyah juga memiliki pertimbangan tersendiri dalam menetapkan awal Ramadhan. Mereka mengacu pada metode hisab dan rukyat yang diyakini akurat menentukan awal Ramadhan.

Dikutip dari laman Muhammadiyah, penetapan awal Ramadhan tertuang dalam Maklumat PP Muhammadiyah No. 1/MLM/I.0/E/2024 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1445 Hijriah.

Keputusan penetapan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1445 Hijriah berdasarkan hisab hakiki wujudul hilal yang menjadi pedoman majelis tarjih dan tajdid pimpinan pusat Muhammadiyah.

Baca Juga: Doa Puasa Ramadhan Hari Pertama , Lengkap Lafal Arab, Latin dan Terjemahan Bahasa Indonesia  

Dalam maklumat tersebut tertulis bahwa Hisab Hakiki adalah metode hisab yang berpatokan terhadap gerak benda langit, khususnya Matahari dan bulan faktual atau yang sebenarnya.

Gerak dan posisi bulan dalam metde ini dihitung secara cermat untuk mendapatkan gerak dan posisi bulan yang sesungguhnya dan setepat-tepatnya sebagaimana adanya.

Sedangkan wujudal hilal adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan pada saat matahari terbenam, bulan belum terbenam.

Baca Juga: Muslim Wajib Sambut Sukacita: Puasa Ramadhan Undangan Ekslusif Allah SwtBaca Juga: Muslim Wajib Sambut Sukacita: Puasa Ramadhan Undangan Ekslusif Allah Swt 

“Jadi, bulan terbenam terlambat dari terbenamnya matahari berapa pun selisih matahari. Dengan istilah geometrik, saat matahari terbenam posisi bulan masih di atas ufuk berapa pun tingginya,” demikian isi maklumat.

Selanjutnya, untuk menetapkan tanggal 1 bulan baru Kamariah dalam konsep hisab hakiki wujudul-hilal, terdapat tiga kriteria yang harus terpenuhi secara kumulatif.

Pertama adalah sudah terjadi ijtimak antara bulan dan matahari. Kedua, ijtimak terjadi sebelum terbenam matahari. Ketiga adalah matahari terbenam bulan belum terbenam atau bulan masih berada di atas ufuk.

Baca Juga: UPDATE! Jadwal Libur Sekolah Awal Puasa 2024: Anak SD, SMP, dan SMA Bersiap Sambut Ramadhan

“Kalau tiga kriteria itu terpenuhi, hilal sudah wujudu dan sejak saat terbenam matahari sudah masuk bulan baru.

Sebaliknya  jika salah satu saja dari tiga kriteria tidak dipenuhi, hilal belum wujud dan saat terbenam matahari sampai esok harinya belum masuk bulan baru Kamariah.

Bulan baru akan dimulai pada saat terbenam matahari berikutnya setelah tiga kriteria terpenuhi.”

 Baca Juga: Tradisi Padusan Sambut Puasa Ramadhan 2024: Pemkab Boyolali Gelar Kirab Budaya

Maklumat itu menyebutkkan bahwa pada Ahad (Minggu)Legi, 29 syakban 1445 Hijriah bertepatan dengan 10 Maret 2024 M, itjimak jelang Ramadan 1445 Hijiriah pada pukul 16.07.42 WIB.

Menurut maklumat, ijtimak ini terjadi pada momen yang sama untuk seluruh muka bumi, hanya saja waktunya tergantung kepada di tempat yang bersangkutan.

Ijtimak yang terjadi pada pukul 16.07.42 WIB sama dengan pukul 12.07.42 waktu Arab Saudi karena perbedaan waktu 4 jam antara Indonesia bagian barat dengan negara itu. Dengan ijtimak berarti kriteria pertama terpenuhi.

“Kriteria kedua mudah diketahui karena kalau ijtimak pukul 16.07.42 WIB dipastikan terjadi sebelum terbenam matahari pada hari dan tanggal itu. Terbenam matahari di Yogyakarta pada hari itu pukul 17.55.25 WIB.

Baca Juga: Beda Awal Puasa Ramadhan 2024, Ketua PBNU Gus Fahrur: Tetap Saling Menghormati

Dalam maklumat juga tertulis kriteria juga terpenuhi karena dari perhitungan itu bulan masih di atas ufuk dengan ketinggian 00 derajat 56’ 28” saat terbenam matahari di Yogyakarta pada 10 Maret.

Dengan demikian, saat matahari terbenam bulan belum terbenam. Jadi, hilal sudah wujud. Jadi, keseluruhan kriteria yang diperlukan sudah terpenuhi.

“Karena ketiga kriteria sudah terpenuhi, ditetapkanlah 1 Ramadan 1445 Hijirah dimulai pada saat terbenam matahari 10 Maret 2024. Maka ditetapkan keesokan harinya, 11 Maret 2024.”***

 

Editor: Ken Maesa Pamenang


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah