Dua Santriwati Mengaku Diculik dan Diperkosa, Tapi Bohong...

- 27 Januari 2022, 14:09 WIB
ILustrasi pencabulan anak di bawah umur.
ILustrasi pencabulan anak di bawah umur. /Pxhere

KARANGANYARNEWS - Dua santriwati sebuah pondok pesantren (ponpes) di Banyumas mengaku menjadi korban penculikan dan pemerkosaan.

Namun, pengakuan tersebut ternyata bohong belaka. Kedua santri terpaksa berbohong karena merasa tidak betah tinggal di pesantren. Dua santriwati tersebut adalah H (14) dan R (14).

“Orangtua mengadukan ke Polsek Wangon. Setelah kami selidiki, ternyata idak ada kejadian,” kata Kapolresta Banyumas Kombes Polisi Edy Suranta Sitepu, Rabu (26/1/2022) dikutip dari Antara.

Baca Juga: Skandal K-Pop Paling Hot, dari Bullying, Pemerkosaan, Sampai Aborsi

Menurut Edy, awalnya H dan R mengaku kepada orangtuanya diculik orang tidak dikenal saat membeli jajanan di belakang pesantren pada hari Kamis (20/1/2022).

Keduanya juga mengaku diperkosa, kemudian dibuang di wilayah Wangon. Kabar itu pun langsung menyebar hingga akhirnya orangtua lapor polisi.

Menindaklanjuti laporan, Unit Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) Polresta Banyumas melakukan pemeriksaan kepada kedua santriwati, H dan R.

Baca Juga: Dugaan Kasus Pemerkosaan di UMY: Korban Tempuh Jalur Hukum, Ini Tuntutannya

Namun, di depan polisi kedua santri tidak bisa berkata-kata, menangis, berulangkali meminta maaf, dan memohon tidak ditangkap.

Halaman:

Editor: Ken Maesa Pamenang

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah