5 Masjid Bersejarah di Solo Cocok buat Wisata Ramadan, Ada yang sempat Dilarang Belanda

6 April 2023, 17:00 WIB
5 masjid bersejarah di Solo yang cocok buat wisata Ramadan, ada yang sempat dilarang Belanda. Masjid Agung Surakarta menjadi salah satu bangunan tertua di Kota Solo. (Foto: Istimewa/Dicky) /

KARANGANYARNEWS - 5 Masjid Bersejarah di Solo Cocok buat Wisata Ramadan, Ada yang sempat Dilarang Belanda. Kota Solo memiliki berbagai destinasi wisata yang beraneka ragam, mulai dari kuliner, sejarah, hingga religi. Tak kalah menarik, wisata sejarah dengan balutan religi juga ditawarkan Kota Bengawan. Beberapa masjid di wilayah ini memiliki bangunan yang sudah berdiri puluhan, bahkan ratusan tahun.

 

Nah, jika kamu sedang mencari referensi wisata sejarah dengan balutan religi, berikut daftar lima masjid bersejarah di Solo yang bisa dikunjungi, dirangkum dari berbagai sumber.

Baca Juga: 5 Masjid Indah nan Instagrammable di Solo yang Cocok buat Wisata Religi Ramadan

  1. Masjid Al Wustho

Masjid Al Wustho dibangun Kanjeng Gusti Adipati Arya (KGPA) Mangkunegaran I pada 1878.

Bangunan masjid ini terdiri atas tiga joglo bertingkat yang memiliki makna filosofis iman, Islam, dan ihsan.

Masjid Al Wustho bergaya arsitektur Jawa dengan atap teras menggunakan limas serta atap tupang bersusun untuk ruang utama. 

Selain itu, masjid ini memiliki markis, semacam gapura pintu utama menuju teras dihias dengan kaligrafi.

Lokasi masjid Al Wustho strategis dan dekat dengan Pura Mangkunegaran, tepatnya di Jalan Kartini Nomor 3, Ketelan, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo.

Baca Juga: Berusia Ratusan Tahun, Masjid Kuno di Boyolali Ini Jadi Tempat Bertapa Sunan Kalijaga?

  1. Masjid Agung Surakarta

Masjid milik Keraton Kasunanan Surakarta ini dibangun pada 1763 hingga 1768 oleh Sunan Pakubuwono III.

Bentuk rancangan masjid ini mirip dengan Masjid Agung Demak berbentuk joglo dan beratap tajuk susun tiga, melambangkan kesempurnaan kaum Muslim dalam menjalani kehidupan.

Masjid Agung Surakarta didominasi warna biru dengan bagian salat untuk jemaah putra yang soko alias tiangnya terbuat dari kayu jati, diambil dari Hutan Donoloyo, Wonogiri.

Selain itu, terdapat menara menjulang setinggi 33 meter . Lokasi masjid ini berada di Kauman, Pasar Kliwon, Kota Solo, tak jauh dari Pasar Klewer.

Baca Juga: Menengok Jejak Sejarah Masjid Sememen Kauman Solo, Bangunan Tua Bergaya Jawa Eropa

  1. Masjid Laweyan

Tak hanya bersejarah, Masjid Laweyan termasuk salah satu bangunan tertua di Kota Solo.

Masjid yang berdiri lebih dulu ketimbang Masjid Agung Surakarta ini dibangun pada masa Kerajaan Pajang sekira 1546 silam.

Lokasi masjid berada di Jalan Liris No 1, Belukan, Pajang, Kecamatan Laweyan, Kota Solo.

Masyarakat Solo juga mengenal masjid ini dengan sebutan Masjid Ki Ageng Henis. Saat ini masjid kuno itu masih berdiri kokoh dengan beberapa ornamen tetap terjaga dengan baik.

Masjid Laweyan memiliki tata ruang tipologi seperti masjid Jawa umumnya, dibagi menjadi tiga ruang, yakni ruang induk, serambi kanan, dan serambi kiri.

Baca Juga: Romansa Al-Wustho, Masjid Peninggalan Mangkunegara VI Perpaduan Kultur Dunia

  1. Langgar Merdeka

Di kawasan Kampung Batik Laweyan terdapat masjid bersejarah, selain Masjid Laweyan, yakni Langgar Merdeka.

Lokasi masjid ini berada di pinggir jalan raya sehingga mudah dikenal karena warna bangunan didominasi hijau dengan arsitektur unik.

Langgar Merdeka awalnya didirikan untuk memperingati kemerdekaan Indonesia, namun kemudian diubah namanya menjadi Langgar Al Ikhlas karena kata "merdeka" dilarang digunakan selama Agresi Militer Belanda II.

Langgar Merdeka terdiri atas dua lantai di mana lantai bawah berfungsi sebagai area kamar mandi dan tempat wudu, sedangkan lantai atasnya digunakan sebagai area untuk salat berjemaah.

Baca Juga: Wow! 15 WNI Jadi Imam Masjid di UEA

  1. Masjid Darussalam

 

Masjid Darussalam telah menjadi lokasi rutin untuk distribusi bubur samin khas Banjar sejak 1960-an.

Masjid lawas ini berada di Kampung Jayengan Kidul, Kecamatan Serengan, Solo. Masjid Darussalam didirikan bersamaan dengan kedatangan penduduk Banjar dari Kalimantan Selatan ke Kota Bengawan.

Dibangunnya Masjid Darussalam erat kaitannya dengan sumbangan yang diberikan para pendatang dari Banjar.

Bahkan sampai saat ini, budaya Banjar tetap menjadi akar mendalam di masjid tersebut. Hal itu salah satunya dibuktikan dengan tradisi pembagian bubur Samin setiap Ramadan.

Itulah lima masjid bersejarah di Kota Solo. Di momen Ramadan penuh berkah ini, kamu bisa berkunjung ke masjid-masjid tua itu untuk beribadah atau pun sekadar berwisata religi. ***

Editor: Andi Penowo

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler