Tradisi Sadranan Lereng Merapi, Camat Cepogo Larang Warganya Bawa Ponsel

- 14 Maret 2022, 15:15 WIB
Kirab Grebeg Sadranan melintas di jalan raya Boyolali- Selo tepatnya di depan Kantor Kecamatan Cepogo, sebelum terjadinya pandemi Covid-19
Kirab Grebeg Sadranan melintas di jalan raya Boyolali- Selo tepatnya di depan Kantor Kecamatan Cepogo, sebelum terjadinya pandemi Covid-19 /Dok SMSolo/

KARANGANYARNEWS – Larangan membawa ponsel dan memotret tradisi Sadranan di Kecematan Cepogo, Kabupaten Boyolali, menuai pertanyaan banyak pihak.

Kendati Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, masih berada di level 3 PPKM tradisi Sadranan di lereng Gunung Merapi-Merbabu, tetap akan digelar warga masyarakat setempat.

Namun demikian, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Boyolali, Masruri menghimbau kepada warga masyarakat agar pelaksanaan tradisi menjelang bulan puasa ini, digelar secara terbatas.

Baca Juga: Update Erupsi Merapi Terkini, Terjadi Lagi 16 Guguran Awan Panas

“Tradisi Sadranan di lereng Merapi-Merbabu tetap digelar secara terbatas. Hanya saja, tradisi open house atau saling berkunjung dihimbau untuk ditiadakan,” terang Masruri kepada awak media.

Dijelaskan, penyelenggaraan tradisi Sadranan tetap harus mengacu pada instruksi Bupati. Sebab, Boyolali masih berada di level 3 PPKM. Masyarakat tetap diizinkan menggelar Sadranan ke makam dengan prokes ketat.

"Kalau ke makam boleh tapi kalau ramai-ramai saling berkunjung dari rumah  ke rumah atau open house kami sarankan tidak usah dulu. Kalaupun buka harus dengan prokes ketat, di boleh kalau keluarga sendiri," katanya.

Baca Juga: Misteri Speaker Toa di Stabelan, Pamali Dibunyikan Saat Erupsi Merapi

Kususnya di wilayah Kecamatan Cepogo, tidak boleh mengadakan open house. Pemerintah kecamatan, hanya mengizinkan menggelar tradisi dan membawa tenongan ke makam.

Halaman:

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x