Bahkan, ada satu ekor kerbau keturunan Kerbau Kyai Slamet mati akibat terjangkit penyakit tersebut.
Untuk prosesi kirab sendiri pihak keraton telah mendapat izin dari Satgas Covid-19. Sehingga acara yang menandai malam pergantian tahun Jawa itu bisa dgelar seperti dua tahun sebelumnya.
"Kali ini kita mendapat izin dari satgas Covid-19, jadi bisa menggelar kirab, yang dua tahun terakhir tidak digelar. Tapi dua tahun terakhir, prosesi ritual tetap dilakukan meski tanpa kirab Kyai Slamet," lanjut pria yang akrab disapa Gusti Dipo.
Kirab Kyai Slamet sendiri memang menjadi agenda rutin Keraton Surakarta dan juga menjadi agenda wisata dari Kota Solo.
Dalam kirab ini ribuan warga dari berbagai wilayah di sekitar Kota Solo akan datang memenuhi ruas jalan yang dilalui iring-iringan kerbau.
Ada keyakinan bahwa iring-iringan kerbau itu memiiliki kekuatan penolak bala. Sehingga diharapkan bisa menghalau berbagai kesialan untuk setahun ke depan.
Dalam acara peringatan pergantian tahun Jawa ini ada beberapa agenda acara yang digelar keraton sebelum kirab.
Prosesi diawali dnegan kegiatan doa bersama di dalam keraton. Setelah itu dilakukan kirab. Usai kirab dilakukan meditasi dan shalat hajat hingga subuh.
Untuk rute kirab, seperti tahun-tahun sebelumnya dimulai dari Kori Kamandungan-Supit Urang-Gladag-Jalan Mayor Sunaryo-Kapten Mulyadi-Veteran-Yos Sudarso-Slamet Riyadi dan kembali ke keraton.***