Menjelajah Sentra Produksi Karak di Gadingan Mojolaban, sudah Eksis Lebih dari 40 Tahun

- 20 Juli 2023, 22:30 WIB
Menjelajah sentra produksi karak di Gadingan Mojolaban, sudah eksis lebih dari 40 tahun. Mayoritas masyarakat di desa ini berprofesi sebagai pembuat karak. (Foto: Dok. Istimewa/Nadia Rahma)
Menjelajah sentra produksi karak di Gadingan Mojolaban, sudah eksis lebih dari 40 tahun. Mayoritas masyarakat di desa ini berprofesi sebagai pembuat karak. (Foto: Dok. Istimewa/Nadia Rahma) /

KARANGANYARNEWS Menjelajah Sentra Produksi Karak di Gadingan Mojolaban, sudah Eksis Lebih dari 40 Tahun. Kabupaten Sukoharjo dikenal sebagai salah satu daerah dengan potensi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) cukup besar di Jawa Tengah. Beberapa industri skala rumah tangga banyak berkembang di wilayah Sukoharjo, mulai dari kuliner, kerajinan hingga jamu tradisional.

Bicara soal produk makanan, kabupaten ini juga memiliki sentra industri karak alias kerupuk nasi yang cukup populer, yakni di Desa Gadingan, Kecamatan Mojolaban. Mayoritas masyarakat di desa ini berprofesi sebagai pembuat karak.

Saat memasuki wilayah Gadingan, pengunjung akan disambut lembaran-lembaran karak yang dijemur di halaman rumah maupun pinggiran jalan desa.

Baca Juga: Review dan Spesifikasi Xiaomi Pad 6, Tablet Berspesifikasi Tinggi Harga Ramah di Kantong

Salah satu pembuat karak, Jayanti mengatakan industri kecil ini merupakan warisan turun-temurun yang sudah ditekuni sejak 40 tahun silam.

“Ini meneruskan usaha simbah, kalau tahunnya sekitar 40 tahun lalu,” kata dia, saat ditemuiKamis, 20 Juli 2023.

Jayanti mengungkapkan, dirinya membuat karak sehari-hari dibantu keluarganya. Disebutkan, satu hari ia bisa menghabiskan 30 kilogram bahan baku beras. Karak hasil produksinya biasanya diambil pedagang untuk dijual kembali.

“Nanti diambil bakul (pedagang-red), belum berani untuk jualan sendiri,“ ucapnya.

Menjelajah sentra produksi karak di Gadingan Mojolaban, sudah eksis lebih dari 40 tahun. Mayoritas masyarakat di desa ini berprofesi sebagai pembuat karak. (Foto: Dok. Istimewa/Nadia Rahma)
Menjelajah sentra produksi karak di Gadingan Mojolaban, sudah eksis lebih dari 40 tahun. Mayoritas masyarakat di desa ini berprofesi sebagai pembuat karak. (Foto: Dok. Istimewa/Nadia Rahma)
 

Baca Juga: Sinopsis Film Barbie 2023 yang Tayang di Bioskop Bulan Ini, Ada Si Cantik Margot Robbie

Jayanti mengaku dalam sehari dirinya mampu mengantongi omzet sekira Rp700 ribu.

“Satu hari, uang kotornya Rp700 ribu, belum diambil untuk beras, minyak, dan lainnya,” urainya.

Adapun bahan baku pembuatan karak, yakni beras, terasi, dan obat gendar. Sementara dalam proses produksinya, Jayanti hingga kini masih menggunakan alat manual.

“Membuatnya itu sama kayak menanak nasi, dicuci, dimasak, dikukus, lalu ditumbuk,” jelas Jayanti.

Baca Juga: 4 Fakta Kecelakaan KA Brantas vs Truk Tronton di Semarang, Ada Penumpang Lompat dari Kereta

Setelah tahapan proses tersebut, gendar lalu dicetak menjadi persegi panjang.

Cetakan selanjutnya dipotong kotak tipis, ditata di anyaman panjang dari bambu, lalu dijemur. Setelah karak kering kemudian digoreng sebagai camilan atau lauk.

Proses produksi karak ini tentu saja bukan tanpa kendala. Jayanti mengungkapkan, salah satu kendala biasa dihadapi, yakni saat proses pengeringan.

“Kalau musim hujan sulit keringnya sampai tumbuh jamur, tapi kalau musim panas kadang terlalu kering sampai karaknya pecah-pecah,” beber dia.

Selain terkenal sebagai sentra produksi karak, dikatakan Jayanti, Desa Gadingan juga cukup populer dengan industri kerupuk, rambak, dan shuttlecock. ***

Editor: Andi Penowo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah