Anemia Aplastik: Mengenal Gejala, Penyebab, dan Penanganannya

10 April 2024, 13:05 WIB
Ilustrasi - Anemia Aplastik: Mengenal Gejala, Penyebab, dan Penanganannya /Pexels/Andrea Piacquadio/

KARANGANYARNEWS - Berikut mengenai anemia aplastik, mulai dari gejalanya yang perlu diwaspadai, penyebab yang mendasarinya, hingga pilihan pengobatan yang tersedia. 

Anemia aplastik adalah kondisi langka dimana sumsum tulang belakang mengalami gangguan dalam memproduksi sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.

Kondisi ini bisa mengancam jiwa dan membutuhkan penanganan medis segera.

Inilah informasimasi yang membahas anemia aplastik dikutip KaranganyarNews.com dari Hopkins Medicine.

Baca Juga: 14 Tips Puasa Ramadhan Ibu Menyusui: Ibadahnya Khidmad, Diri dan Si Buah hati Tetap Sehat

Gejala Anemia Aplastik

Gejala anemia aplastik seringkali muncul perlahan dan memburuk seiring berjalannya waktu. Berikut beberapa gejala yang perlu diwaspadai:

- Kelelahan dan lemas: Akibat kekurangan sel darah merah yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh tubuh.

- Sering infeksi: Akibat kekurangan sel darah putih yang berperan dalam melawan infeksi.

- Mudah memar dan mimisan: Akibat kekurangan trombosit yang berperan dalam pembekuan darah.

- Sesak napas dan pucat: Akibat kekurangan sel darah merah yang menyebabkan terganggunya suplai oksigen.

- Demam: Bisa menjadi tanda adanya infeksi akibat rendahnya sel darah putih.

- Nyeri pada tulang dan persendian: Beberapa kasus anemia aplastik bisa disertai nyeri tulang dan persendian.

Baca Juga: Tips Makan Makanan Manis Saat Buka Puasa Agar Tetap Sehat dan Terjaga Berat Badan

Penting diketahui: Gejala-gejala di atas juga bisa disebabkan oleh kondisi medis lain. Namun, jika Anda mengalami beberapa gejala tersebut secara bersamaan, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.

Penyebab Anemia Aplastik

Penyebab pasti anemia aplastik belum sepenuhnya diketahui. Namun, beberapa faktor diduga bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi ini, diantaranya:

- Paparan bahan kimia beracun: Paparan zat kimia tertentu seperti benzena, insektisida, dan obat-obatan tertentu bisa merusak sel-sel di sumsum tulang belakang.

- Radiasi: Pasien yang menjalani terapi radiasi untuk pengobatan kanker berisiko lebih tinggi mengalami anemia aplastik.

- Infeksi virus: Beberapa jenis infeksi virus bisa merusak sumsum tulang belakang.

- Penyakit autoimun: Kondisi dimana sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat, termasuk sel-sel di sumsum tulang belakang.

- Kelainan genetik: Beberapa kelainan genetik langka bisa menyebabkan anemia aplastik.

Kehamilan: Kasus yang sangat jarang terjadi, tetapi anemia aplastik bisa terjadi pada ibu hamil.

Baca Juga: 4 Tips Mencegah Penyakit Maag Kambuh, Dijamin Puasa Ramadhan Tetap Lancar dan Sehat

Diagnosis Anemia Aplastik

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan riwayat kesehatan Anda secara detail. Beberapa pemeriksaan penunjang mungkin diperlukan untuk mendiagnosis anemia aplastik, seperti:

Tes darah lengkap

Untuk mengetahui jumlah sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.

Biopsi sumsum tulang 

Pengambilan sampel sumsum tulang belakang untuk diperiksa di laboratorium.

Tes genetik

Untuk mendeteksi adanya kelainan genetik yang mungkin menjadi penyebab.

Pengobatan Anemia Aplastik

Pengobatan anemia aplastik bertujuan untuk meningkatkan produksi sel darah dan mencegah komplikasi. Pilihan pengobatan tergantung pada tingkat keparahan penyakit dan penyebabnya.

Berikut beberapa metode pengobatan yang umum dilakukan:

  • Transfusi darah: untuk mengatasi kekurangan sel darah merah dan trombosit.
  • Obat-obatan:
    • Imunosupresan: untuk menekan aktivitas sistem kekebalan tubuh yang menyerang sel-sel sehat.
    • Stimulan sumsum tulang: untuk merangsang sumsum tulang dalam memproduksi sel darah baru.
    • Antibiotik dan antivirus: untuk mencegah infeksi yang bisa membahayakan.
  • Transplantasi sumsum tulang: prosedur penggantian sumsum tulang yang rusak dengan sumsum tulang sehat dari donor. Ini merupakan pengobatan yang paling efektif, tetapi juga berisiko tinggi.

Dengan penanganan yang tepat, prognosis jangka panjang penderita anemia aplastik bisa meningkat. Namun, ini adalah kondisi yang serius dan membutuhkan pengobatan seumur hidup.

Penting untuk melakukan kontrol rutin ke dokter dan menjalani pengobatan sesuai instruksi dokter untuk menjaga kondisi kesehatan dan mencegah komplikasi.***

Editor: Mupus Prasetyo

Tags

Terkini

Terpopuler