Sebaiknya, kita menjadikan kehilangan itu juga sebagai ketetapan Allah. Nabi SAW juga menyatakan agar kita tidak mencintai sesuatu secara penuh dan membabi buta, sewajarnya saja sehingga bila kehilangan tidaklah begitu merana.
- Berupaya mencari pesan dibalik kehilangan
Dalam kehilangan daripada berkeluh kesah, lihatlah pesan dari kehilangan itu untuk introspeksi diri bahwa Allah selalu menginginkan miliknya itu digunakan dengan cara yang baik dan untuk keperluan yang baik.
Baca Juga: Ngaji Jiwa Jawi; Memaknai Falsafah Filosofi Secangkir Kopi
Lalu sudahkan harta itu digunakan dengan baik, dengan tidak melupakan haknya sebagian untuk dinafkahkan di jalan Allah? Sebab penggunaan fasilitas dari sang Maha Pemberi pada jalan yang tidak dikehendaki akan menyebabkan dicabutnya rahmat dan kenikmatan yang sudah diperoleh.
- Latihan sedekah untuk mengurangi kecintaan akan harta
Jalan lain agar tidak sakit karena kehilangan, biasakanlah bersedekah dan berbuat kebaikan. Kenapa harus sedekah? Karena dengan kebiasaan bersedekahlah, kecintaan orang akan harta atau sifat kikir dapat dikurangi atau dileburkan.
Dan tidak ada harta itu berkurang karena disedekahkan melainkan bertambah. Amalan ini akan mempercepat proses penyembuhan dan peningkatan kualitas kehidupan, setelah itu lanjutkan zikir lisan dan hati. Jadi terbuktikan, ternyata kehilangan dapat menjadi anugerah.
Baca Juga: Jangan Remehkan Kecilnya, Inilah Kebaikan Kecil yang Berbuah Surga
Karena diri tergerak untuk melakukan segala amal kebaikan, setelah orang diberi sakit karena kehilangan. Dan yang awalnya tertimpa kesulitan berkata Astaghfirullah atau Innalillahi, kemudian setelah mendapatkan berbagai anugerah berkata Alhamdulillah.
- Yakinlah Allah akan mengganti sesuatunya yang hilang dengan yang lebih baik
Saat diri kita kehilangan sesuatu dan itu sesuatu yang sangat berharga, kadang kita berpikir tidak akan mendapatkan penggantinya. Janganlah berpikir demikian, karena Allah tidak akan pernah mengambil apapun dari diri kita, kecuali Allah telah menyiapkan penggantinya.
Keyakinan kita di uji dan prasangka baiklah kepada Allah dan semua yang terjadi, pilihan terbaik yang diberikan Allah kepada kita. Lafal yang baik diucapkan adalah “Al Khair Mukhtarallah” yang artinya “yang terbaik adalah pilihan Allah”. ***