Network
Ngaji Bareng |.| Ustadz Drs. H. Moch Isnaeni, M.Pd.
DARI Ibnu Umar ra dan Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda; “Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Seorang ulama yang dikenal dengan nama Syekh Utsaimin mengatakan, jika seseorang melihat saudaranya melakukan kemaksiatan yang jelas, bila yang lebih utama menutupi aibnya maka sepantasnya untuk menutupinya.
Hanya saja jika aib itu menjadi kebiasaan yang buruk dari saudaranya, maka tidak mengapa untuk menasehatinya agar tidak melakukannya.
Baca Juga: Jangan Cintai Dunia Tapi Kuasailah Dunia
“Adapun masalah menutupi perbuatan buruknya, maka mungkin dilakukan jika engkau melihat bahwa maslahatnya adalah dengan cara menutupinya, baik yang berkaitan perbuatan-perbuatan keji ataupun selainnya,” kata Syekh Utsaimin.
Berkaitan dengan hal ini, terdapat kisah Khalifah Umar dengan lelaki tua. Suatu malam, seperti biasa Khalifah Umar berkeliling memeriksa rakyatnya, kali ini beliau ditemani Abdullah ibn Mas’ud.
Pada tempat yang terpencil, mereka melihat kerlip dan sayup-sayup terdengar suara nyanyian. Keduanya lalu berjalan menuju arah kerlip itu yang ternyata berasal dari sebuah rumah. Umar mengetuk rumah tersebut, akan tetapi tidak ada seorang pun yang menjawab ketukan pintunya.
Baca Juga: Ngaji Jiwa Jawi; Mendedah Revolusi Mental Ala Serat Kalatida
