Setiap Tarikan Nafas, Saat Itulah Berlakunya Suratan Taqdir

- 26 April 2022, 15:15 WIB
Ustadz Drs. H. Moch Isnaeni, M.Pd.
Ustadz Drs. H. Moch Isnaeni, M.Pd. /dok pribadi/

Ngaji Bareng |.| Ustadz Drs. H. Moch Isnaeni, M.Pd.

SETIAP tarikan dan berhembusnya nafas darimu, disitulah suratan takdir dari Allah berlaku kepada kita, teruntuk seluruh umat ciptaan-Nya.

Ketentuan Allah tak pernah terlepas, maka betapa sombongnya jika seseorang merasa bahwa kenikmatan yang didapat itu karena hasil jerih payahnya atau atas bantuan teman-temannya.

Alangkah tersesatnya jika seseorang ketika mengalami keadaan buruk, kemudian merasa ada kekuatan selain Allah yang menyebabkan hal itu.

Baca Juga: Inilah Jawabnya, Kenapa Iman Diibaratkan Pohon Berbuah?

Kita  berikrar dengan kalimat tauhid,  La Ilaha Ilallahu wahdahu laa syarika lahu –  Tiada Tuhan selain Allah sendiri, tiada sekutu bagi-Nya.

Namun jika mendapatkan kenikmatan rejeki, kita  lupa siapakah yang berkehendak atas semua itu. Jika diberi kesehatan tubuh, kita tak pernah bersyukur kepada Allah dan jika diberi kemudahan, kitapun merasa hal itu karena kekuatan sendiri.

Ikrar tauhid seperti itu, barulah terhenti pada kulitnya. Padahal didalam kulit ada daging, didalam daging ada biji dan seterusnya. Jika kita benar-benar ingin menempuh jalan menuju Allah, maka ikrar tauhid haruslah dihadirkan dalam hati.

Baca Juga: 6 Karomah Mbah Moen, Bertemu Nabi Khidir Sampai Terima Pesan Rasulullah

Bahwa tiada Tuhan kecuali Allah Yang Maha Esa dan Maha Benar, tanpa melalui perantara. Dengan begitu, mata hati akan dapat menyaksikan kekuasaan Allah yang semuanya itu berasal dari-Nya.

Inilah yang dapat mengantarkan kita kepada tawakal, dengan tawakal dapat pula menemukan suatu keyakinan bahwa manusia itu sama sekali lemah, tak berdaya, tak ada kekuasaan dan tak ada kekuatan dalam genggaman-Nya.

Artinya setiap tarikan dan hembusan napas, dari ujung rambut sampai ujung kaki tak lepas dari takdir Allah. Tawakal, bukan berarti kita duduk diam dan menunggu sesuatu jatuh dari langit.

Tawakal, hendaknya kita berikhtiar dan merasa butuh. Namun demikian, jangan meminta dengan ”paksa” kepada Allah.

Baca Juga: Ngaji Jiwa Jawi; Memaknai Falsafah Filosofi Pacul

Katakan pada hati ini, ”Jika aku mau tegak berdiri dan berikhtiar maka Allah Maha Bijaksana dalam menentukan takdirnya kepadaku”. ***

Drs. H. Moch Isnaeni, M,Pd. |.| Ketua Majelis Pustaka dan Informasi (MPI)  Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM), Ketua Komisi Dialog FKUB, Pembina DDII, Sekretaris Dai Kamtibmas Polres dan praktisi dakwah media cetak maupun online di Kabupaten Klaten.

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x