Yang menarik, karakter-karakter memdi sawah itu juga dilombakan. Sehingga warga akan berusaha menciptakan karakter semenarik mungkin.
“Kirab dan festival memedi sawah ini untuk mengenang petani-petani zaman dulu yang mengusir hama tanaman, khususnya burung. Festival ini sekaligus mengenalkan pertanian pada ke generasi penerus,” kata ketua penggerak Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Embung Setumpeng, Hasyim Ashari.
Baca Juga: Tingkatkan Kunjungan Wisata, Inilah 10 Daya Tarik Festival Pesona Aekhula 2022
Koordinator festival, Sugiyarno menambahkan, selain untuk mengenalkan cara para petani zaman dulu dan terkini dalam bercocok tanam, kegiatan festival itu juga untuk mengangkat potensi Desa Gentungan yang saat ini memiliki wisata Embung Setumpeng.
”Selain memberi edukasi, kami juga memperkenalkan kepada masyarakat luas untuk bisa berkunjung ke Embung Setumpeng,” kata Sugiyarno. Festival yang berlangsung sejak awal bulan itu ditutup dengan panen padi organik, pada Senin 20 Juni 2022.***