Pada bagian atas, cendol yang berwarna kelabu akan mengapung dipermukaan, ditopang warna putih bersih dari santan kental. Sedangkan di bagian dasar, terlihat kecokelatan warna karamel gula jawa cair yang menggumpal.
Penggunaan gula jawa berkualitas prima dan tanpa bahan pemanis buatan, membuat juruh pada Dawet Bayat tenggelan ke dasar mangkon saji.
Namun demikian, saat diaduk hingga tercampur semuanya cendolnya akan mengendap ke dasar dan warna minuman menjadi kecokelatan, sangat menggoda tenggorokan untuk bergegas meneguk segarnya Dawet Bayat.
Baca Juga: Libur Lebaran, Inilah 9 Obyek Wisata Terekomended di Kabupaten Klaten
Tak sulit menemukan minuman khas yang melegenda ini, Dawet Bayat dijajakan sepanjang jalan raya jalur Kecamatan Bayat-Kecamatan Wedi, ada juga warung-warung Dawet Bayat di tepian jalanan protokol Kota Klaten.
Selain itu, Dawet Bayat juga dijajakan sepanjang jalan Kota Klaten hingga daerah Bogem-Kalasan dan Daerah Istimewa Yogjakarta (DIY).
- Jenang Gempol
Sarapan dengan menu tradisional di daerah Jawa pada saat ini masih menjadi pilihan. Diantara menu sarapan yang masih ada, meskipun saat ini sudah jarang ditemui adalah Jenang Gempol.
Baca Juga: Tak Hanya Lezat, Ada Nilai-nilai Moral yang Terkandung dalam Kue Lebaran. Apakah Itu..?
Salah satu penjual jenang gempol yang masih hingga saat ini, Jenang Gempol Kiryanti. Lokasinya mudah ditemukan, berada di depan Puskemas Klaten Tengah, Desa Pandanrejo, Kecamatan Klaten Tengah.
Menurut Kiryanti, 56 tahun, Jenang Gempol yang dia lestarikan sampai sekarang sudah melampui tiga generasi. Kiryanti, mengaku sudah berjualan jenang gempol selama 10 tahun.