Ritual Unik Gunung Kemukus, Ribuan Wisatawan Berubut Air Awet Muda

1 Agustus 2022, 08:05 WIB
Tradisi ritual 1 Sura di Gunung Kemikus, kirap kelambu Pangeran Samudra dan Dewi Ontrowulan setelah dilepas untuk dicuci /foto dok jurnalpolice.id/

KARANGANYARNEWS - Berharap tetap awet muda, ribuan wisatawan Gunung Kemukus berebut air bekas cucian kelambu Pangeran Samudra dan Dewi Ontrowulan.

Demi mendapatkan air bekas cucian kelambu, bahkan ribuan wisatawan dari berbagai penjuru daerah ini, rela bermalam di obyak wisata spiritual Gunung Kemukus, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten, Sragen.

Perebutan air bekas cucian kelambu di Gunung Kemukus, berlangsung dalam tradisi ritual 'lengser kelambu', pelepasan dan pecucian kain penutup keburan Pangeran Samudra dan Dewi Ontrowulan.

Baca Juga: Gunung Kemukus Viral Lagi, Bupati Yuni Sukowati Melepas Kelambu Pangeran Samudra

Ritual 'larab kelambu' di Gunung Kemukus digelar setahun sekali setiap tanggal 1 Sura menurut perhitungan jawa, bertepatan tanggal 1 Muharrom menurut penanggalan tahun Hijriyah.

Sebagaimana yang berlangsung Sabtu, 30 Juli 2022 tradisi ritual 'larab kelambu' di Gunung Kemukus, dibuka Bupati Sragen, Kusdinar Yuni Untung Sukowati.

Ritual di Gunung Kemukus ini, diawali Bupati Sragen melepas kelambu atau kain penutup pusara Pangeran Samodra dan Dewi Ontrowulan, nisannya berdampingan.

Baca Juga: Guncang Dunia Gegara Ritual Seks; Gunung Kemukus, Riwayatmu Kini…..

Selanjutnya kain kelambu dikirab mengelilingi Gunung Kemukus, dicuci di aliran sungai, kemudian dibilas dengan air bertabur bunga aneka macam.

Usai dicuci dan dibilas air 'kembang setaman, kain kelambu dibawa Lagi ke makam Pangeran Samodra dan Dewi Ontrowulan untuk dipasang lagi.

Nah, air bertabur bunga bekas pencucian kelambu inilah yang diperebutkan ribuan pengunjung dari berbagai penjuru daerah.

Baca Juga: Gunung Kemukus Jadi Mengkilap, Ini Rute, Info Harga Tiket dan Foto-fotonya

Mereka meyakini, air dari sendang (mata air) Dewi Ontrowulan yang dianggap keramat ini bertuah membuatnya awet muda. Karena itulah, sebagian besar yang ikut berebut para ibu paruh baya.

Selain diyakini dapat membangkitkan aura awet muda, air sisa pencucian kelambu makam Pangeran Samudra juga mereka yakini bertuah untuk pelarisan usaha. Selebihnya, juga dapat menyuburkan tanah pertanian.

Penanggung jawab Objek Wisata Gunung Kemukus, Suparno menjelaskan, tradisi 'larap kelambu' ini merupakan budaya adiluhung yang perlu dilestarikan.

Baca Juga: PPKM Diperpanjang, Warga Gunung Kemukus Tetap Menggelar Ritual Lurub Kelambu

Seluruh rangkaian prosesi tradisi 'larap kelambu' di Gunung Kemukus, menurutnya sebagai aktualisasi introspeksi diri kita masing-masing, dimaksud agar apa yang dilakukan hari ini lebih baik dari hari kemarin.

"Kelambu itu sudah setahun dipasang sebagai penutup tempat doa di Sendang Ontrowulan dan di makam Pangeran Samudro, karena sudah setahun pasti kotor harus dicuci dan dibersihkan," kata Suparno.

Pencucian kelambu, menurutnya sebagai simbol dari pembersihan kekotoran pikiran dan hati nurani, supaya saat memohon kepada Tuhan bisa dikabulkan.

Baca Juga: Ziarah ke Makam HB I Menjelang HUT Kabupaten Sragen, Begini Sejarahnya

Terkait jumlah pengunjung, penanggung jawab Objek Wisata Gunung Kemukus tadi menyebutkan, dalam upacara tradisi tanggal 1 Sura tahun ini tak kurang mencapai 3.000 pengunjung.

Selain dari daerah Soloraya dan sekitarnya, tidak sedikit juga yang datang dari Bandung, Sumedang, Sukabumi, Serang, Surabaya, Blitar, Yohyakarta hingga pendatang dari Sumatera.

"Mereka sudah berdatangan sehari sebelumnya, sejak Jumat 29 Juli 2022 dan rela bermalam di Gunung Kemukus agar dapat mengikuti tradisi ritual 'larap kelambu' Pangeran Samudra," terang Suparno. ***

Editor: Kustawa Esye

Tags

Terkini

Terpopuler