Melengkapi Ikon Cikal Bakal Angkringan, Desa Ngerangan Branding The Blangkon Village

1 Desember 2021, 00:24 WIB
Widodo, salah satu pengrajin blangkon di Desa Ngerangan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah /Diskominfo Klaten/

KARANGANYARNEWS – Desa Ngerangan tambah ikon lagi, The Blangkon Village atau desa sentra kerajinan blangkon, melengkapi ikon desa cikal bakal angkringan yang telah melegenda.

Desa Ngerangan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, belakangan ini kian suntuk membranding ikon terbarunya. Desa centra kerajinan blangkon, nama kerennya The Blangkon Village.

Blangkon, penutup kepala terbuat dari kain batik teruntuk kaum laki-laki ini, sebagai kelengkapan beskap atau busana tradisional Jawa, sesuai adat Keraton Surakarta Hadiningrat maupun Ngayogyakarta Hadiningrat.

Baca Juga: Pasar Pinggul Dibuka lagi, Lebih Rekomended Teruntuk Hobiis 'Keplek Ilat'

Branding ikon terbaru di desa berpenduduk 6.004 jiwa ini, sebagaimana diungkapkan Ira Rubiyanti, merupakan realisasi program satu Rukun Tetangga (RT) satu produk khas yang dihelat BUMDes Ngerangan.

Secara kebetulan jauh sebelumnya sudah ada pengrajin blangkon, kelengkapan busana tradisonal dan produknya juga sudah menembus pangsa pasar berbagai daerah.  

“Tak perlu mencari dan membuat produk baru lagi, tinggal mengukuhkan blangkon sebagai produk khas dan ikon terbaru di desa kami,” terang Ira Rubiyanti, pengelola The Blangkon Village kepada wartawan.

Baca Juga: Anak Menggugat Ibu Kandung, Inilah Alasan Tergugat Menolak Mediasi

Gayung pun bersambut, perhatian Pemerintah Desa Ngerangan juga sangat mensuportnya. Melalui BUMDes  setempat,  terus mempromosikan aksesoris busana kejawen ini untuk mendongkrak pengembangan wisata edukasi produksi blangkon di desanya.

Langkah konkrit yang telah dilakukan, mengembangkan Sumber Daya Manusia warga dalam kerajinan blangkon. Menurut dia, tidak hanya para pengrajin blangkon yang suda ada, pemberdayaan perempuan dilibatkan.

“Ibu-ibu PKK juga belajar membuat blangkon. Nantinya, dapat juga menjadi pendamping wisatawan yang datang untuk melihat atau bahkan terjun langsung membuat blangkon,” kata Ira Rubiyanti menambahkan.

Baca Juga: Jumapolo Jadi Pyloot Projeck ILDI Kabupaten Karanganyar

Ditemui secara terpisah, Widodo pengrajin blangkon di Desa Ngerangan mengaku ketertarikannya menggeluti kerajinan blangkon dikarenakan gejolak jiwa seni, sekaligus spiritnya untuk melestarikan budaya Jawa.

Widodo yang telah menekuni kerajinan blangkon di desanya tak kurang sepuluh tahun, menjelaskan sering mendapatkan pesanan dari berbagai daerah. Baik teruntuk dipakai pemesan sendiri, maupun para pedagang untuk dijual lagi.

“Harganya sangat bervariatif, tergantung bahan baku dan jenis atau model blangkon yang dipesan. Dari Rp 17.000 sampai Rp 40.000 setiap blangkon,” kata dia kepada awak media, di rumah produksinya. ***

Editor: Kustawa Esye

Tags

Terkini

Terpopuler