Network
KARANGANYARNEWS - Pengembangan Daerah Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Candi Borobudur, diharapkan tidak abaikan tata ruang keajaiban dunia di Magelang, Jawa Tengah ini.
Selain itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo juga mengusulkan agar koordinasi dengan UNESCO, terkait pembangunan dan pengembangan Daerah Pariwisata Super Prioritas (DPSP) dilakukan melalui satu pintu.
Termasuk di dalamnya, pembangunan dan pengembangan kawasan Borobudur di Jawa Tengah. Usulan ini disampaikan dalam rapat koordinasi dengan Menteri Koordinator Maritim dan Investasi bersama Badan Otorita Pariwisata, secara virtual Selasa, 24 Agustus 2021.
Baca Juga: Jejak ‘Juragan’ Terkaya se Pulau Jawa Terkubur di Ampel, Boyolali
“Ada dua hal yang dibahas dalam rapat. Pertama, terkait apa yang menjadi catatan dari UNESCO. Maka saya minta beberapa catatan ini ada yang menjadi jubir , satu pintu untuk bicara," katanya saat ditemui usai rapat.
Ganjar menjelaskan, juru bicara tersebut nanti yang akan menyampaikan seluruh data, informasi, dan fakta yang ada kepada UNESCO, begitu juga sebaliknya.
"Nah saya minta itu agar apa yang kemarin menjadi beberapa catatan, misal ini kok terlalu masif bangunannya, ini kok terlalu dekat dengan Borobudur, dan sebagainya, itu bisa cepat dijelaskan agar kita semua menjadi rapi. Kita saling menyesuaikan, itu penting," katanya.
Baca Juga: Tanpa Harus Bersentuhan fisik, inilah 2 Cara Test Keperawanan di Candi Sukuh
Selain itu, hal lain yang perlu diperhatikan dalam pengembangan dan pembangunan kawasan Borobudur adalah terkait tata ruang. Terkait hal ini, Ganjar mengatakan harus ada koordinasi yang intens antara pemerintah provinsi, kabupaten/kota, dan pemerintah pusat.
