Wadon Wadas, Tetap Pasang Badan Tolak Megaproyek Bendungan Bener

- 10 Februari 2022, 15:05 WIB
Para anggota Wadon Wadas, perempuan pejuang kelestarian alam di Desa Wadas menjaga pos jalur masuk ke desanya sambil menganyam besek, penopang perekonomian rumah tangganya
Para anggota Wadon Wadas, perempuan pejuang kelestarian alam di Desa Wadas menjaga pos jalur masuk ke desanya sambil menganyam besek, penopang perekonomian rumah tangganya /projectmultatuli.org/

“Terutama keterlibatan wanita dalam ruang publik, perjuangan Wadon Wadas pun demikian,” kata Raudatul Jannah, dari LBH Yogyakarta dalam diskusi daring yang dilaksanakan oleh BEM FIP UNY dan HIMA KP UNY, belum lama ini.

Dalam forum tersebut, dia juga menceritakan awal terbentuknya Wadon Wadas dan bagaimana LBH Yogyakarta mengedukasi para perempuan lugu di Desa Wadas, hingga langkah dan strategi perjuangan mereka. 

Baca Juga: Buntut Konflik Desa Wadas, Twitter Ganjar Dibanjiri Kritik Pedas

Pada awalnya, sudah terbentuk Gempadewa (Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas), sebagai wadah pergerakan warga Desa Wadas dalam memperjuangkan haknya untuk melindungi alam, lingkungan dan tempat hidupnya.

Namun, gerakan tersebut masih minim keterlibatan perempuan. Para perempuan, terutama ibu-ibu rumah tangga hanya dilibatkan untuk mengatur konsumsi atau segala urusan domestik saja.

Potret kesederhanaan Urip, 40 tahun, ibu rumah tangga kesehariannya membuat gula aren,  anggota Wadon Wadas yang berani pasang badan menolak eksploitasi sumber daya alam di desanya
Potret kesederhanaan Urip, 40 tahun, ibu rumah tangga kesehariannya membuat gula aren, anggota Wadon Wadas yang berani pasang badan menolak eksploitasi sumber daya alam di desanya

Kemudian, ada beberapa dari mereka yang sadar bahwa sebagai perempuan yang mengurus rumah dan pergi ke ladang, juga akan terkena dampaknya jika penambangan tersebut benar-benar terjadi.

Lantas, LBH dimintai menjadi pendamping hukum untuk warga Wadas terkait pemahaman soal hukum dan lain-lain. Pada awal-awal forum, para perempuan Wadas tidak berani bicara.

Baca Juga: Duh, Siswi SMP di Wonogiri Berhubungan Intim dengan 7 Perjaka

Setelah sembilan kali pertemuan yang berlabel ‘Pendidikan Hukum Kritis’, mereka sudah ‘speak up’ atau mulai membicarakan keresahan mereka di depan publik dan di depan suaminya.

Halaman:

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x