KARANGANYARNEWS - Akhir-akhir ini penyakit mulut dan kuku (PMK) atau disebut juga Foot and Mouth Disease (FMD), menyerang hewan berkaki belah atau genap, seperti sapi, kerbau, kambing, domba, babi, serta hewan liar seperti rusa dan gajah, terutama di Aceh dan Jawa Timur.
Virus ini dapat bertahan lama di lingkungan, serta mampu bertahan hidup di tulang, kelenjar susu serta produk susu.
Mari kenali sejarah, tanda-tanda, kerugian serta prinsip dasar pengendalian PMK, dilansir dari Instagram @kementerianpertanian.
1. Muncul di Tahun 1887
Penyakit ini masuk melalui importasi sapi perah dari Belanda, dan telah beberapa kali mewabah pada tahun 1887, namun terjadi lagi di tahun 1983 di Pulau Jawa, dan terhenti setelah dilakukan pemberantasan melalui vaksinasi massal.
2. Deklarasi Bebas PMK
Di tahun 1986, dilakukan deklarasi secara nasional, terhadap status bebas PMK terhadap Indonesia melalui Surat Keputussn Menteri Pertanian, sedangkan pada tahun 1990 dilakukan pengakuan status Indonesia bebas PMK oleh Badan Kesehatan Hewan Dunia atau OIE.
3. Kenali Tanda PMK
Tanda-tanda PMK antara lain hewan tidak mampu berjalan atau pincang, ditemukan lepuh berisi cairan atau luka pada gusi, lidah, hidung dan kuku hewan, serta ditandai dengan air liur berlebihan dan hilangnya nafsu makan.
4. Awasi Kotoran