Network
KARANGANYARNEWS - Perkumpulan Penulis Indonesia Satupena Jawa Tengah, akan mendiskusikan Revitalisasi Alun-Alun Kota Semarang dari Perspektif Kebudayaan.
Agenda Satupena Jawa Tengah bekerja sama dengan Pemerintah Kota Semarang ini, akan berlangsung Selasa 24 Mei 2022 pukul 09-11.00 Wib di Gedung Oudetrap, Jalan Taman Srigunting, Kota Lama, Semarang.
Diskusi yang akan dipandu Bendahara Umum Satupena Jawa Tengah, Jayanto Arus Adi ini akan menghadirkan nara sumber Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Ketua Umum Satupena Pusat Denny JA dan Sekretaris Umum Satupena Jawa Tengah Mohammad Agung Ridlo.
Baca Juga: NPPN Belum Jadi Solusi, Satupena Jateng Desak Pemerintah Hapus Pajak Penulis
Ketua Umum Satupena Jawa Tengah, Gunoto Saparie mengatakan Pemkot Semarang telah melakukan revitalisasi Alun-Alun Kota Semarang, berada di sebelah barat kawasan Pasar Johar, tepatnya dan di depan Masjid Agung Kauman.
Alun-alun ini tahun 1980-an dihilangkan, di era Walikota Iman Soeparto djadikan area perdagangan. Meski menua protes sejumlah sejarawan dan budayawan, diantaranya Amen Budiman dan Sussatyo Darnawi, ketika itu terabaikan.
Menurut Gunoto Saparie, Alun-Alun Kota Semarang sebagaimana Alun-Alun di kota lain di Jawa, memiliki nilai historis panjang. Baik perkembangan bentuk fisiknya, demikian aktivitas yang dilakukan masyarakatnya.
Baca Juga: Pengurus Satupena Jateng Deklarasikan Anti Plagiat dan Pembajakan
Namun demikian, perkembangan kota yang didominasi aktivitas perdagangan membuat kebutuhan ruang aktivitas bisnis kian meningkat pesat.
Akibatnya, alun-alun tergeser, bahkan dihilangkan dijadikan tempat bisnis baru. Tidak hanya sangat disayangkan banyak pihak, kebijakan menghilangkan Alun-Alun yang juga sebagai area publik ini, juga memprihatinkan.
“Karena itu kita mengapresiasi langkah Pemkot Semarang yang belum lama ini menyelesaikan revitalisasi Alun-Alun Kota Semarang. Ini berarti, ada kesadaran terhadap pelestarian peninggalan budaya dari kepala daerah dan jajarannya,” kata Ketua Umum Dewan Kesenian Jawa Tengah tadi
Baca Juga: Bedah Buku ‘Sunan Kuning’ Menandai Deklarasi Satupena Jateng
Revitalisasi Alun-Alun, menurutnya dimaksud untuk mengembalikan bentuk dan fungsi alun-alun seperti semula dengan segala aktivitasnya. Revitalisasi Alun-Alun ini, sebagai upaya melindungi dan melestarikan kawasan tradisional, beserta segenap peninggalan fisik dan sistem kegiatan yang ada di dalamnya.
Gunoto Saparie juga menambahkan, kawasan alun-alun merupakan bekas pusat pemerintahan tradisional yang memiliki pola sama, menjadi ciri khas ibu kota daerah tingkat II di seluruh Jawa.
Ciri khasnya keberadaan ruang terbuka di tengah kawasan kota yang disebut alun-alun, sebagai penanda pusat orientasi kota. Alun-Alun, dikelilingi bangunan-bangunan penting.
Baca Juga: Katuranggan; Gairah Asmara Wanita dari Wajah dan Posturnya
Diantaranya masjid sebagai tempat beribadah, keraton sebagai pusat pemerintahan kota, dan bangunan-bangunan penting lainnya. Bahkan, kadang ada juga ada penjara, dua pohon beringin besar dan tua juga menjadi penanda khas alun-alun.
Dalam diskusi nanti, pihaknya berharap dapat menghasilkan sejumlah rekomendasi. Dimaksud agar nilai-nilai lama tetap dianut, terutama keberadaan ruang sisi kebudayaan, teruntuk menggelar kesenian dan kebudayaan di Alun-Alun.
“Di Semarang misalnya, ada tradisi dugderan menjelang Ramadan. Dapat memanfaatkan Alun-Alun, sehingga ruang publik ini tetap memiliki orientasi pelestarian dan pengembangan seni buadaya,” kata dia penuh harap.
Baca Juga: Wajib Tahu, Primbon Sederet Pasangan Weton Paling Tak Berjodoh
Dikatakan, Alun-Alun dengan tiga elemen yang mengitarinya merupakan tempat yang masuk dalam lokasi cagar budaya. Menurut Gunoto Saparie, seharusnya tetap dijaga keberadaanya.
Peran aktif pemerintah daerah, menurut Ketua Umum Satupena Jawa Tengah, harus senantiasa dilakukan untuk tetap menjaga kelestarian alun-alun sebagai tempat bersejaran dan kekayaan budaya.
“Bahkan di masa lampau, masyarakat selalu mendapatkan kesan magis dari Alun-Alun. Kesan kemagisannya berupa penanaman pohon beringin di tengah dan di setiap sisi alun-alun,” tandasnya. ***
