Sebagaimana dilansir dari laman NU Online, menurut Ustadz Parsono Agus Waluyo sejak tahun 1800-an agama Islam telah berkembang di Dusun Sintru, tempat tinggal dia secara turun temurun hingga saat ini.
Bukan tanpa alasan dia menyampaikan keyakinannya, selain berdasar sejumlah bukti peninggalan sejarah, juga menurut cerita para pendahulu atau nenek moyangnya.
Bahkan, disebutkan juga Dusun Sintru pernah menjadi titik poros awal sejarah dan perkembangan peradaban Islam di wilayah lereng barat Gunung Lawu.
Baca Juga: Jejak Pangeran Sambernyawa 2: Hengkang dari Istana Melunasi Spirit Patriotiknya
Selain masjid Sintru yang hingga sekarang masih dilestarikan (meskipun telah terjadi pemindahan lokasi), di Dusun Sintru, dulu pernah juga berdiri pondok pesantren yang santrinya berasal dari berbagai daerah.
Sangat disayangkan, kurang berperannya generasi penerus tokoh agama yang mengawali membangun peradaban Islam di Dusun Sintru, menjadikan pondok pesantren peninggalan era 1800-an tadi tidak terawat dan akhirnya tidak lagi tersisa bekasnya.
Sekitar tahun 1950-an, pondok pesantren di kampung halamannya sudah tidak ada. Area maupun bangunan bekas pondok pesantrennya, telah beralih fungsi menjadi pemukiman warga.
Baca Juga: Jejak Pangeran Sambernyawa 3: Nyai Ageng Karang, Cikal Bakal Kabupaten Karanganyar
Untuk melacak sejarah keberadaan pondok pesantren serta jejak peradaban Islam di Dusun Sintru, Ustadz Parsono Agus Waluyo bersama para alumni santri pondok pesantren Sintru, kini tersebar di berbagai wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur, masih terus mengumpulkan jejak sejarahnya.
Assabiqul Awalun