KARANGANYARNEWS – Seperti tahun-tahun sebelumnya, awal puasa Ramadhan 1445 Hijriah atau tahun 2024 ini, juga berpotensi berbeda antara Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU).
Sering terjadinya ketidaksamaan keputusan atau penentuan terkait awal puasa Ramdhan dari kedua Ormas Islam terbesar di Indonesia ini, lebih dikarenakan adanya perbedaan cara mengambil dalil dan metode yang melandasari kepetusan tersebut.
Mensikapi perbedaan ini, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir mengimbau masyarakat agar perbedaan tanggal mulainya ibadah puasa Ramadhan 1445 Hijriah atau tahun 2024 tidak perlu menjadi keributan.
Baca Juga: Puasa Ayyamul Bidh tanggal 27- 29 November: Catat, Inilah Keutamaannya
Haedar dalam konferensi pers secara daring di Jakarta, menyebut tidak kalah pentingnya memaknai ibadah puasa Ramadhan dengan segala rangkaiannya, Idul Fitri maupun juga Zulhijah untuk melahirkan penghayatan dan pengamalan keislaman yang lebih baik.
"Jadi, kalau berbeda ya malah tak perlu ribut, terlebih di Medsos (media sosial), apalagi saling menghujat dan saling menyalahkan yang membuat malah nanti nilai ibadahnya jadi berkurang," kata Haedar sebagaimana dilansir dari Antara.
Dua Metode Berbeda
Haedar mengimbau dari penetapan tanggal tersebut dapat menjadikan ibadah-ibadah Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah sebagai sarana memperkaya spiritualitas dan kesalihan.
Baca Juga: UPDATE! Jadwal Libur Awal Puasa 2024: Libur Sekolah SD SMP SMA/SMK, Siap-siap Rayakan Ramadhan!