Energi, Lingkungan dan Komunikasi Politik
Ketiga, persoalan energi yang sejak dulu hingga saat ini terus-menerus menjadi konflik dunia. Dikatakan, energi fosil telah menipis cadangannya di Bumi Pertiwi.
Baca Juga: 6 Hari Nahas dan 6 Jurus Dewa Penangkal Kesialan Hidup Weton Kamis Pahing
Sejatinya, Indonesia kaya dengan energi baru terbarukan. Matahari bersinar sepanjangan tahun, dan lautan Indonesia maha luas menyediakan energi kinetik dari gelombang laut.
Indonesia memiliki 40 persen energi panas bumi, diharapkan semua anugerah Allah itu harus dapat dimaksimalkan untuk kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
Dengan pengolahan dan pengelolaan energi baru terbarukan memungkinkan tadi, Indonesia akan menjadi negeri berudara bersih, jauh dari polusi meskipun derap industri terus meningkat dari tahun ke tahun.
Baca Juga: Profil Chandrika Chika, Selebgram Kontroversial yang Ditangkap Polisi Karena Narkoba
“Keempat, pembangunan yang berwawasan lingkungan. Pelestarian lingkungan menjadi sangat penting, karena generasi muda akan mewarisi Indonesia. Jangan sampai mereka mendapatkan warisan berupa lingkungan yang rusak bisa mengakibatkan kemiskinan natural,” ulasnya.
Dikatakan KH Chriswanto, Indonesia merupakan pemilik hujan tropis terbesar di dunia. Jangan sampai pujian tersebut tinggal kenangan, akibat pembangunan yang tak berwawasan lingkungan dan mengabaikan Analisis Dampak Lingkungan (Amdal).
Kelima, KH Chriswanto meminta seluruh elemen bangsa bersatu padu dengan menanggalkan paradigma kompetisi, menjadi kolaborasi dan menjauhkan gaya politik komunikasi populis yang memecah belah bangsa.