Jelang Hari Raya Waisak, Inilah 10 Kisah Candi Borobudur

12 Mei 2022, 20:53 WIB
Candi Borobudur, megah dan besar selalu menjadi pusat perhelatan perayaan Waisak /Instagram @infoborobudur/

KARANGANYARNEWS - Dari tahun ke tahun, perhelatan akbar perayaan hari Waisak dipusatkan di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang.

Bukan tanpa alasan, karena candi yang terletak sekitar 15 km ke arah barat daya Yogyakarta ini merupakan Candi Buddha terbesar di Indonesia, bahkan telah tercatat sebagai warisan budaya dunia.

Dilansir dari candi.perpusnas.go.id serta jalan-jalannya KaranganyarNews.com, inilah 10 kisah yang berhubungan dengan candi yang dikelilingi Pegunungan Menoreh, Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Gunung Sumbing serta Gunung Sindoro.

1. Dari Batu Andesit

Dibangun dari balok batu andesit sejumlah 47.500 m3, yang disusun rapi tanpa perekat, dilapisi dengan lapisan putuh 'vajralepa'.

2. Terkubur Lava

Pernah terkubur lava akibat letusan Gunung Merapi pada tahun 950 M, candi ini akhirnya ditemukan kembali di tahun 1814, atas jasa Sir Thomas Stamford Raffles.

3. Berbentuk Limas

Candi Borobudur Bangunan berbentuk limas bersusun, yang memiliki tangga naik di keempat sisi, yakni sisi timur, selatan, barat, dan utara.

4. Terdiri 10 Lantai

Bangunan candi memiliki sepuluh lantai, dengan bentuk berbeda, yakni berbentuk persegi, dari lantai 1 sampai 8, dan berbentuk lingkaran pada lantai 6 hingga lantai 10.

5. Tinggi 34,5 meter

Sebelum dipugar, tinggi keseluruhan bangunan kuno ini mencapai 42 m, tetapi setelah pemugaran, tingginya hanya 34,5 m.

6. Pemerintahan Sanjaya

Candi ini dibangun mulai tahun 780 Masehi, yang dikuatkan dari tulisan yang tertera di beberapa batu candi, yang dibangun pada zaman pemerintahan raja-raja Wangsa Sanjaya.

7. Tempat Ziarah

Candi ini tidak mempunyai ruangan untuk melakukan pemujaan atau tempat ibadah, karena Candi Borobudur dibangun sebagai tempat berziarah serta memperdalam pengetahuan tentang Buddha.

8. Gambaran Sang Buddha

Ada 504 buah Arca Buddha di candi ini, termasuk arca yang sudah rusak, yang menggambarkan Buddha dalam berbagai sikap, seperti arca-arca di sisi timur, menggambarkan Dhyani Buddha Aksobhya, yaitu Buddha bersila dengan sikap tangan menyinggung tanah, sedangkan di sisi selatan menggambarkan Dhyani Buddha Ratnasambhawa, yaitu Buddha bersila dengan sikap tangan memberi anugrah.

9. Lambang Kehidupan

Candi Borobudur melambangkan tiga tingkatan dalam kehidupan, diantaranya Kamadhatu atau kaki candi, melambangkan kehidupan di dunia fana, yang masih dipenuhi kama (hasrat dan nafsu), sedangkan tubuh candi yang memiliki 5 tingkat, disebut Rupadhatu, yang berarti dunia rupa, dimana manusia masih terikat dengan kehidupan duniawi, namun sudah berusaha mengendalikan hasrat dan nafsu.

10. Beberapa Kali Dipugar

Pada masa pemerintahan Belanda, Candi Borobudur dipugar, untuk mengembalikan ketiga teras atap candi serta stupa pusatnya, sedangkan pemugaran kedua, dilaksanalam pada tahun 1973 – 1983, memberi penguat beton bertulang, membersihkan dan meneliti batu-batu, memberi pengawet kedap air serta menyusun kembali sesuai susunan semula. ***

Editor: Kustawa Esye

Tags

Terkini

Terpopuler