Rawan Bencana Cuaca Ekstrem dan Musim Penghujan, 35 BPBD se Jawa Tengah Disiagakan

15 Oktober 2022, 12:05 WIB
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dalam Apel Kesiapsiagaan Ancaman Bencana Musim Penghujan Tahun 2022-2023 /Humas Pemprov Jateng/

KARANGANYARNEWS – Menghadapi rawan bencana cuaca ekstrem  dan musim penghujan 2022-2023, 35 BPPD se Provinsi Jawa Tengah telah disiagakan.

Soliditas antar institusi dan reaksi cepat, kunci pencegahan dan penanganan rawannya bencana cuaca ekstrem dan musim penghujan tahun 2022-2023 ini.

Dua pencegahan dan penanganan bencana tadi, dapat dilakukan dengan pemetaan wilayah rawan bencana, pasokan data cuaca, penguatan penyiagaan personel dan ketersedian logistik.

Baca Juga: Bencana Banjir dan Longsor di Cilacap: Cuaca Ekstrem, Warga 15 Kecamatan Diminta Tetap Siaga

Demikian ditegaskan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat memimpin Apel Kesiapsiagaan Ancaman Bencana cuaca ekstrem dan musim penghujan tahun 2022-2023.

Apel yang digelar di halaman Kantor Gubernur Jateng, diikuti 200 personel. Mulai dari Basarnas, BPBD, Dinas Sosial, PMI, Baznas, BMKG, Dinas PU SDA, Dinas ESDM,  Pramuka, TNI/Polri, ormas peduli bencana, hingga sejumlah relawan.

Baca Juga: Jateng Siaga Bencana, Ganjar; BPBD Lebih Intensifkan Patroli Daeah Rawan

“Terpenting infomasi curah hujan dari BMKG, kondisi tanah dari badan geologi termasuk dari (dinas) ESDM kami sebarkan. Kemudian memunculkan awareness kawan-kawan relawan sampae Kades penting untuk mengetahui supaya responnya bisa cepat,” terangnya.

Dia berpesan baik personel, peralatan maupun logistik disigakan. Di samping itu, diharapkan juga warga menghidupkan kearifan lokal "ilmu titen" sebagai nilai lokal mengantisipasi bencana.

Selain itu, Gubernur Ganjar Pranowo juga mendorong seluruh instansi terkait untuk melakukan blow up nomor-nomor darurat yang bisa dihubungi, saat terjadi bencana.

Baca Juga: Intensitas Bencana Merapi Tinggi, Desa Tlogolele Kian Sering Hujan Abu

Dalam acara yang sama, Kepala BPBD Provinsi Jawa Tengah Bergas C. Penanggungan mengatakan, kunci penanganan bencana adalah komunikasi dan kecepatan.

Dia jelaskan juga, bencana hidrometerologis sudah terjadi di beberapa wilayah Jawa Tengah berkait dengan adanya cuaca ekstrem dan dimulainya musim penghujan 2022-2023 ini.

Beberapa wilayah kabupaten yang sudah terdampak cuaca ekstrem diantaranya Banyumas, Cilacap, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Temanggung, Banjarnegara dan Semarang.

Baca Juga: Ancaman Bencana Gunung Merapi Kian Tinggi, Sehari 500 Kali Guguran

Karena itulah Kepala BPBD Provinsi Jawa Tengah meminta seluruh BPBD di 35 kabupaten/ kota segera mengatifkan kembali posko.  Selain itu, pihaknya meminta setiap BPBD aktif berkoordinasi dengan dinas terkait.

“Pertama komunikasi, kuncinya percepatan penanganan, speed. Dari segi logisitik kami dari BPBD Provinsi Jawa Tengah siap melakukan pendampingan, support  dan cover kebutuhan sekiranya ada kekurangan,” tegasnya.

Terkait personel dan anggaran, Bergas C. Penanggungan menyebutkan telah siaga penuh. Hal itu, disebutkan berlaku juga untuk penggunaan dana siaga bencana.

Baca Juga: Ketauladanan nan Inspiratif, Suwanto dan Yayuk Difabel Relawan Bencana Alam

“Personel di semua kabupaten/kota ada relawan, baik dari BPBD maupun relawan dari institusi kebencanaan lainnya. Dana siaga bencana ketika ada penetapan status keadaan darurat, pemerintah bisa menggunakan Belanja Tak Terduga (BTT),” terangnya.

Semua OPD, menurut Kepala BPBD Provinsi Jawa Tengah sudah diberikan anggarannya, tinggal syarat pendukung untuk bisa memanfaatkan dan menggunakannya untuk penanganan bencana,” kata dia. ***

Editor: Kustawa Esye

Tags

Terkini

Terpopuler