Puisi Lebih Menyentuh Hati, Puluhan Penyair Gemakan Moderasi Beragama di Vihara Tanah Putih Semarang

- 4 Juni 2023, 19:05 WIB
Puluhan penyair lintas agama dan dari berbagai daerah, seusai acara Parade Membaca Puisi Moderasi Beragama di Vihara Tanah Putih, Semarang
Puluhan penyair lintas agama dan dari berbagai daerah, seusai acara Parade Membaca Puisi Moderasi Beragama di Vihara Tanah Putih, Semarang /Dok. Satupena Jawa Tengah /

KARANGANYARNEWS - Ketika orang mulai bosan dengan pidato-pidato, puisi bisa menjadi pilihan. Puisi, lebih menyentuh hati dan perasaan untuk sosialisasi moderasi beragama. Puluhan penyair mengikuti Parade Baca Puisi Moderasi Beragama di Vihara Tanah Putih, Jalan dr Wahidin, Semarang, Minggu 04 Juni 2023.

 

 

aaaaPuluhan penyair Semarang dan dari berbagai kota lain di Jawa Tengah tadi diantaranya Roso Titi Sarkoro, Yusri Yusuf, Ismunandar, Taslim Syahlan, Fransiska Ambar Kristyani, Selsa, Shaa Fia.

Selain itu hadir juga Artvelo Sugiarto, Didit Jeepee, Bambang Iss Wirya, Nur Sitha Afriliani, Andoyo Sulyantoro, Lukas Jono, Ratu Andayani, Slamet Unggul, Sutji Harijanti, dan lainnya.

 Baca Juga: Dibedah Satupena Jawa Tengah, Inilah Kontroversi Buku Pemikiran Denny JA Karya Ahmad Gaus

Ketua Umum Satupena Jawa Tengah Gunoto Saparie mengatakan, kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Perkumpulan Penulis Indonesia Satupena Provinsi Jawa Tengah, bekerja sama dengan Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Jawa Tengah dan difasilitasi Vihara Tanah Putih.

Para penyair lintas daerah tersebut, membacakan puisi-puisi bertema moderasi beragama. Kebetulan Satupena Jawa Tengah bersama FKUB Jawa Tengah dan Kanwil Kementerian Agama Jawa Tengah, belum lama ini menerbitkan buku antologi puisi moderasi beragama berjudul 'Kusebut Nama-Mu dalam Seribu Warna'.

Lebih Menyentuh Hati

 

 

Tema moderasi beragama, dipilih karena hari-hari ini kerukunan umat beragama tidak sepenuhnya baik-baik saja. Oleh karena itu, menurut Gunoto Saparie moderasi beragama perlu disosialisasikan sebagai sikap beragama yang seimbang.

 Baca Juga: Soal Permusuhan Sosial Isu Agama, Ahmad Gaus: Indonesia Termasuk 11 Negara Terburuk

Baik antara pengamalan agama sendiri, secara eksklusif dan penghormatan terhadap praktik beragama orang lain yang berbeda keyakinan atau inklusif. Keseimbangan dalam praktik beragama niscaya akan mengelakkan sikap berlebihan, ekstrim, fanatik, dan revolusioner dalam beragama.

Dalam acara yang sama, Ketua FKUB Jawa Tengah Taslim Syahlan menambahkan, terkait sosialisasi moderasi organisasi keagamaan yang dipimpinnya juga terus bergerak.

Bukan lagi di ranah pemikiran, namun aksi nyata untuk menggerakkan moderasi beragama. Menurutnya, moderasi beragama merupakan solusi atas hadirnya dua kutub ekstrem dalam beragama.

 Baca Juga: Bedah Buku Pemikiran Denny JA, Gunoto Saparie: Inilah Perubahan Kompleksitas Kehidupan Beragama

Kutub ultrakonservatif atau ekstrem kanan di satu sisi, dan liberal atau ekstrem kiri di sisi lain. Menurut Taslim Syahlan, puisi lebih berbicarsa dengan hati nurani daripada pidato-pidato di atas mimbar.

“Puisi lebih menyentuh hati dan perasaan, ketika orang mulai bosan dengan pidato-pidato, puisi bisa menjadi pilihan. FKUB Jawa Tengah, mendukung inisiatif dan upaya penerbitan puisi antologi dan parade baca puisi moderasi beragama dari Satupena Jawa Tengah,” tambahnya. ***

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x