Lawang Ombo Rembang, Saksi Sejarah Perdagangan Candu di Masa Lalu

24 Januari 2024, 23:44 WIB
Lawang Ombo Rembang, saksi sejarah perdagangan candu di masa lalu. Bangunan tua ini memiliki gaya arsitektur Cina kuno unik. (Foto: kesengsemlasem.com) /

KARANGANYARNEWS - Lawang Ombo Rembang, Saksi Sejarah Perdagangan Candu di Masa Lalu. Di sebuah gang jalan kawasan Lasem, Rembang, terdapat sebuah rumah dengan gaya arsitektur Cina kuno unik. Rumah ini dikelilingi tembok besar yang memisahkannya dengan jalan desa.

Saat memasuki tembok ini, kamu akan melihat halaman luas dengan rumah kuno di tengahnya. Masyarakat setempat menyebut rumah ini Lawang Ombo.

Konon, Lawang Ombo dibangun pada akhir abad ke-18. Pemiliknya adalah pejabat rendahan asal Tiongkok bernama Lim Cui Soon.

Adapun hingga kini makamnya terletak di sebagian halaman utama sebelah bangunan.

Baca Juga: Lalui Laga Sengit, Rinov/Pitha Tembus Babak 16 Besar Indonesia Masters 2024

Lawang Ombo berarti "Pintu Besar" dalam Bahasa Jawa. Merujuk laman kesengsemlasem.com, kusen pintu utama rumah ini berukuran cukup besar.

Tingginya hampir dua kali lipat gawang sepak bola dan lebarnya sekira tiga meter. Tak hanya pintunya, rumah Lawang Ombo punya sejarah kelam di masa lalu.

Sebelumnya, tempat ini merupakan gudang penyimpanan candu. Perdagangan barang ilegal berkembang pesat di sini pada abad ke-19.

Baca Juga: Konser ENHYPEN di Singapura Tuai Kritikan Netizen

Pemilik Lawang Ombo

Menurut kesengsemlasem.com, Lawang Ombo dimiliki seorang pejabat rendahan asal Tiongkok bernama Lim Cui Sun. Lim diyakini berasal dari daerah Hu Shan di Provinsi Shandong, Cina.

Jika melihat batu nisan di halaman, diketahui Lim Cui Sun lahir pada 1778 dan meninggal pada tahun 1827 dalam usia 50 tahun.

Salah satu putranya, Lim Ki Siong adalah Kapitan Cina pertama di Lasem yang manjabat pada 1837 hingga 1855.

Baca Juga: Gibran Beri Ucapan Selamat Ulang Tahun Megawati

Tempat Penyelundupan Candu

Di bangunan Lawang Ombo terdapat sebuah sumur kuno dengan diameter kurang dari satu meter.

Konon ada terowongan di dasar sumur ini menghubungkan rumah tersebut dengan pelabuhan Lasem. Sebelumnya, terowongan ini dibangun khusus untuk penyelundupan candu.

Candu dari luar negeri kali pertama diselundupkan dari Pelabuhan Lasem ke Lawang Ombo lalu didistribusikan ke seluruh Pulau Jawa.

Saat itu, konsumsi candu berkisar dari kalangan bangsawan hingga rakyat jelata. Akibat proses alam, akses menuju Pelabuhan Lasem sudah tidak terlihat lagi.

Baca Juga: GIbran Kunjungi Sritex, Ramai-ramai Diteriaki Karyawan Mas Samsul

Masih Digunakan untuk Sembahyang

Saat ini Lawang Ombo digunakan oleh Boe Hong, generasi keempat keturunan Lim Cui Sun.

Dia membeli rumah dari pamannya. Terdapat sebuah altar di dalam rumah tempat Boe Hong dan keluarganya juga bisa berdoa.

“Masih ada altar pemujaan keluarga. Saya biasa sembahyang di sana. Saya sembahyang untuk keluarga mama dan juga sembahyang untuk keluarga papa,” kata Boe Hong dikutip dari kesengsemlasem.com.

Baca Juga: Debat Cawapres: Gibran Klaim Food Estate di Gunung Mas Kalteng Berhasil, Begini Tanggapan Walhi

Menjadi Salah Satu Tujuan Wisata

Saat ini, Lawang Ombo menjadi salah satu destinasi wisata di Lasem yang di juluki sebagai Kota Cina Tua.

Tak hanya sekadar untuk berwisata, pengunjung juga bisa menginap di tempat itu.

Letaknya tak jauh dari Kelenteng Cu An Kiong Yang yang disebut sebagai kelenteng tertua di Pulau Jawa.

***

Editor: Andi Penowo

Tags

Terkini

Terpopuler