KARANGANYARNEWS - Pecahkan rekor, pertama kalinya digelar festival durian di Desa Gempolan, Kecamatan Kerjo, Karanganyar, Jawa Tengah, mencapai omset Rp 2 miliar lebih.
Tak kurang 15.000 buah durian lokal tak tersisa selama tiga hari festival, buah durian yang dijual 35 pedagang warga setempat, harganya bervariasi, tergantung besar kecilnya buah dan varian durian. Rata-rata setiap buahnya, Rp 20.000 hingga Rp100.000.
Beragam varian durian lokal produk petani Desa Gempolan, namun karena belum ada nama trandingya, warga setempat menamai sendiri sesuai karakteristik dan citarasa durian hasil budidaya mereka.
Baca Juga: Musim Durian Tiba; Ikih Loh, Durian Terenak Se Dunia Ala Juliyatmono
Diantaranya ada yang menamakan durian salju, durian, durian susu ketan, durian musang, durian king, durian montong alaska dan lainnya," kata Kepala Desa Gempolan Suhardi.
Terkait melejitnya omset pejualan durian dalam festival durian yang digelar tiga hari, dia jelaskan hari pertama omzetnya mencapai Rp 1 miliar lebih. Di hari kedua Rp 500 juta dan hari terakhir Rp 700 juta lebih.
Menurut Suhardi, durian memang merupakan potensi unggulan Desa Gempolan. Hampir setiap warga memiliki pohon durian, baik yang ditanam di pekarangan rumahnya maupun di kebun atau tegalan mereka.
Baca Juga: Rica Menthok Alaska; Uwiiiih, Pedas Gurih Rempahnya Nendang Bingit
"Karena tingginya potensi itu juga, pemerintah desa kami juga menanam durian unggul di lahan seluas 7 hektare sejak dua tahun terakhir," terang dia kepada awak media.
Awal menyelenggarakan festival durian di desanya, baik dia maupun seluruh yang terlibat agenda yang baru pertama diselenggarakan ini tidak meduga, jikalau akan mendapat perhatian luar biasa dari para pecinta durian.
“Alhamdulillah, saking antusiasnya masyarakat dari berbagai daerah jalannya hingga macet cukup lama. Padahal promosinya hanya melalui media sosial,” terangnya.
Lebih menggembirakan lagi, penyelenggarak festival durian di desanya juga berhasil menggerakkan dan lebih memfasilitasi tak kurang 60 UMKM, laris manis jug produk mereka terjual dalam festival durian ini.
Baca Juga: Bale Rantjah Park, Pantai Pasir Putih Ala Bali di Lereng Merapi
Suhardi berharap, festival durian serupa dapat dilaksanakan setiap musim panen durian tiba. Dimaksud agar potensi Desa Gempolan, demikian juga destinasi wisata desa durian segera terdongkrak.
Dalam acara penutupan festival durian di Desa Gempolan, Ketua DPRD Karanganyar , sangat mengapresiasi festival durian ini.Bagus Selo berharap, event ini dapat digelar secara rutin, teruntuk mendongkrak potensi setempat.
“Agrowisata di Karanganyar ini sangat potensial dan mampu memulihkan kondisi ekonomi saat pandemi covid-19,” katanya.
Baca Juga: Bebek Bacem Klaten, Butet Kartaredjasa Dibuat Ngiler Citarasanya
Ketua Komisi B DPRD Jawa Tengah, Sumanto SH yang juga datang dalam festival durian ini berjanji akan akan mengusulkan bantuan bibit durian unggulan untuk Desa Gempolan, agar semakin banyak pohonnya.
“Kami salut dan bangga menyaksikan sendiri betapa festival durian ini luar biasa manfaatnya dan tentu kami segera mengusulkan bantuan melalui APBD Provinsi Jateng tahun ini,” ungkapnya.
Sebagaimana diberitakan KaranganyarNews,pikiran-rakyat.com sebelumnya, Kabupaten Karanganyar belakangan ini juga dikenal sebagai daerah sentra penghasil buah durian yang bercitarasa khas.
Baca Juga: Hapus Stigma Klasik, Museum Sewu Rai Eksplore Nuansa Jepang Jawa
Beberapa kecamatan di kabupaten berikon Intanpari (Industri, Peranian dan Pariwisata) ini, disebutkan sebagai sentra produk pertanian durian. Tiga diantaranya Kecamatan Jumantono, Kecamatan Kerjo dan Kecamatan Mateseh. Selain ada juga Kecamatan Jatipura, Jatiyoso, Mojogedang dan Kecamatan Karangpandan.
Diantara sekian kecamatan yang menjadi potensi sentra buah durian, ada satu wilayah yang diklaim Bupati Karanganyar Juliyatmono menghasilkan durian terenak se dunia. Durian produk pertanian Desa Gempolan, Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar. ***