Allah Lebih Mencintai Orang yang Suka Menjumpai-Nya

- 26 April 2022, 11:15 WIB
Ustadz Drs. H. Moch Isnaeni, M.Pd.
Ustadz Drs. H. Moch Isnaeni, M.Pd. /dok pribadi/

Ngaji Bareng |.| Ustadz Drs. H. Moch Isnaeni, M.Pd.

SETIAP mukmin wajib cinta kepada Tuhannya, Allah SWT. Dia juga wajib mengharapkan kecintaan dari-Nya, inilah yang lebih penting.

Dia juga wajib yakin, hari perjumpaan dengan-Nya pasti ada. Yaitu saat Allah memberikan balasan perbuatan hamba-Nya, sebelum mereka dibangkitkan dari kuburnya. Karenanya, ia menyediakan segala sesuatunya untuk perjumpaan tersebut.

انَ لِقَاءَ لْيَعْمَلْ لًا الِحًا لَا ادَةِ ا

“Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan ia mempersekutukan seorang pun jangan dalam beribadah kepada Tuhannya.” (QS. Al-Kahfi: 110)

Baca Juga: Tanda-tanda Datangnya Malam Lailatul Qadar, Begini Ciri-ciri Alamnya

Siapa yang berharap pahala dari Allah dan balasan baik saat bertemu dengan Allah SWT, semoga beramal yang shalih; beramal sesuai syariat Allah.

Syaratnya lagi, dalam beramal shalih ia hanya berharap wajah Allah Ta'ala yang tiada sekutu bagi-Nya. Kedua ini, menurut Ibnu Katsir merupakan rukun amal yang diterima.

Amal tersebut harus ikhlas untuk Allah dan benar sesuai syariat Rasulullah SAW. (Tafsir Ibnu Katsir dalam menatap ayat di atas). Rukun amal yang diterima: Amal tersebut harus ikhlas untuk Allah dan benar-benar sesuai syariat Rasulullah Saw. (Ibnu Katsir)

Rasulullah SAW bersabda;

لِقَاءَ اللَّهِ اللَّهُ لِقَاءَهُ لِقَاءَ اللَّهِ اللَّهُ لِقَاءَهُ

"Siapa suka bertemu dengan Allah, maka Allah suka bertemu dengan-Nya. dan siapa yang membenci Allah maka Allah tidak bertemu dengannya." (HR.Al-Bukhari dan Muslim)

Baca Juga: Mendahului Pemerintah, Ini Putusan Hari Raya Idul Fitri 1443 H Versi Muhammadiyah

Syaikh Ibnu Al-'Utsaimin rahimahullah berkata, “Seorang mukmin yakin apa yang Allah janjikan di surga bagi hamba-hamba-Nya yang beriman berupa ganjaran yang besar serta karunia yang luas”.

“Maka iapun mencintai hal ini, dan jadilah dunia terasa ringan baginya dan tidak peduli kepada dunia karena ia akan berpindah ke dunia yang lebih baik dari dunia”.

“Tatkala itu iapun rindu bertemu dengan Allah, terutama tatkala datang ajal, iapun kabar gembira dengan keridhaan dan rahmat Allah, iapun rindu bertemu dengan Allah.” (Syarah Riyaad Al-Shalihin)

Maka doa di antara Nabi SAW adalah

لُكَ لَذَّةَ النَّظَرِ لَى الشَّوْقَ لَى لِقَائِكَ

"Dan aku memohon kepadaMu keledzatan memandang wajahMu, dan kerinduan untuk bertemu denganMu." (HR An-Nasaai, dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)

Baca Juga: Inilah Jawabnya, Mengapa Iman Diibaratkan Pohon Berbuah?

Sebaliknya, orang yang lalai dari akhirat dan tidak berharap pahala Allah saat perjumpaan dengan-Nya, ia disibukan dengan dunia dan puas dengannya, maka Allah juga tidak suka bertemu dengannya, tidak sudi memberikan rahmat dan rahmat kepadanya.

Allah Ta'ala menjelaskan orang-orang semacam ini dalam firman-Nya;

الَّذِينَ لا لِقَاءَنَا ا الْحَيَاةِ الدُّنْيَا اطْمَأَنُّوا ا الَّذِينَ اتِنَا افِلُونَ لَئِكَ اهُمُ النَّارُ ا انُوا

"Orang-orang yang sebenarnya tidak mengharapkan (tidak akan percaya) pertemuan dengan Kami, dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami. Mereka tidak pernah salah, disebabkan apa yang selalu mereka bekerja." (QS. Yunus: 7)

Diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu 'Anha, Rasulullah SAW,

لِقَاءَ اللَّهِ اللَّهُ لِقَاءَهُ لِقَاءَ اللَّهِ اللَّهُ لِقَاءَهُ

"Siapa suka bertemu dengan Allah, maka Allah suka bertemu dengan-Nya. Dan siapa yang membenci Allah maka Allah tidak bertemu dengannya."

Kemudian Aisyah menuturkan: "Aku bertanya: Wahai Nabi Allah, apakah itu juga kebencian kematian, meskipun setiap kita membenci kematian? Lalu beliau menjawab;

Baca Juga: Bukan Dicari, Kebahagiaan Hidup Seharusnya Dicipta

Bukan seperti itu. Tetapi seorang mukmin apabila (menghadapi kematian) ia gembira dengan rahmat Allah, keridhaan, dan surganya sehingga ia suka bertemu dengan Allah dan Allah suka bertemu dengannya”.

“Dan sesungguhnya orang kafir apabila (menghadapi kematian) ia diberi kebar gembira dengan siksa Allah dan kemurkaan-Nya maka Allah tidak bertemu dengan allah dan Allah pun bertemu dengannya"." (HR.Al-Bukhari dan Muslim)

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam saat menghadapi kematian mengatakan, "Ya Allah aku memilih teman tertinggi."

Baca Juga: Keluar Flek dari Organ Intim Saat Puasa Ramadhan, Batalkah Puasanya?

Menurut penuturan Aisyah, saat itu Nabi SAW sedang diberi pilihan antara tetap hidup di dunia atau meninggal dan bertemu dengan Allah. Kemudian beliau memilih kematian karena mengutamakan akhirat daripada dunia.

Lalu Al-Hafid Ibnul Hajar mengomentari, "Maka selayaknya meniru beliau dalam hal itu." Yaitu menjadikan akhirat sebagai tujuan hidup dan lebih mengutamakannya di atas dunia. ***

Drs. H. Moch Isnaeni, M,Pd. |.| Ketua Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM), Ketua Komisi Dialog FKUB, Pembina DDII, Sekretaris Dai Kamtibmas Polres dan praktik dakwah media cetak maupun online di Kabupaten Klaten.

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x