Wewe Gombel Hantu Penculik Anak, Ini Mitos dan Sejarah Asal Usulnya

- 24 Mei 2022, 00:37 WIB
Penampakan hantu wewe gombel yang diceritakan lebih menyeramkan dari hatu perempuan lain
Penampakan hantu wewe gombel yang diceritakan lebih menyeramkan dari hatu perempuan lain /Ilustrasi Twitter @tanpamami/

KARANGANYARNEWS – Waspadai, hantu wewe gombel yang sering menyaru di rumah kita paling suka senang menculik anak-anak yang belum aqil balik.

Hantu perempuan ini, dimitoskan masyarakat di berbagai daerah penampakannya sangat menyeramkan. Lebih menakutkan dibanding hantu perempuan lain, semisal kuntilanak, sundel bolong, dan lainnya.

Mitos tentang hantu wewe gombel, sudah ada sejak jaman nenek moyang kita dan berkembang secara turun temurun di setiap daerah. Di seluruh wilayah Provinsi Jawa Tengah, misalnya. Setiap kabupaten/ kota ada dan namanya pun sama, wewe gombel.

Baca Juga: Seramnya Hingga Pingsan, Misteri Penampakan Hantu Pabrik Goni Delanggu

Meski demikian, berbagai sumber yang dilansir KaranganyarNews.com Senin, 23 Mei 2022 hantu legendaris ini awalnya berasal dari Semarang. Sebagaimana julukannya, tepatnya dari daerah Gombel semarang yang dulu hutan belantara tempat pembantai nyawa, di era penjajahan kolonial Belanda.

Diceritakan, wewe gombel merupakan jelmaan seorang wanita yang rohnya gentayangan karena mahluk halus tersebut mati bunuh diri di sebuah pohon, di kawasan Bukit Gombel, Semarang, Jawa Tengah.

Sebelum bunuh diri, perempuan itu memergoki suaminya yang sedang meniduri perempuan lain. Karena marah, sang suami pun dibunuh. Warga Gombel mengetahui hal itu, maka perempuan itu dikejar-kejar untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.

Baca Juga: Lebih Seram dari KKN di Desa Penari, Ini 7 Fakta KKN di Rumah Kosong Klaten

Tak kuasa bertahan dan menjaga harga dirinya sebagai istri, perempuan itu pun akhirnya bunuh diri. Diceritakan juga, penyebab perselingkuhan sang suami  karena istrinya tadi tak mampu memberikan keturunan.

Itulah yang disebutkan, kenapa wewe gombel suka menculik anak terutama anak-anak Balita hingga sebelum aqil balik atau belasan tahun. Selain semasa hidupnya tidak dikarunia keturunan, juga sebagai pelampiasan dendam kepada suaminya.

Diceritakan juga, sosok hantu wewe gombel sering menampakkan diri dan beraksi kala senja tiba, tepatnya waktu menjelang adzan maghrib. Sasarannya, anak-anak yang pada jam-jam tersebut masih bermain di luar rumah.

Baca Juga: KKN di Rumah Kosong Klaten, Teror Hantunya Lebih Mengerikan dari KKN di Desa Penari

Penampakan fisiknya, wewe gombel digambarkan wanita berambut panjang. Panjangnya rambutnya tidak lurus teratur, tetapi berantakan laiknya orang bangun tidur.

Penampilan hantu wewe gombel, digambarkan penampakannya setengah telanjang. Dalam kondisi itulah, wewe gombel juga menampakkan payudaranya dengan kemontokannya yang di atas kewajaran, ada juga yang menceritakan payudara wewe gombel sebesar tempayan atau gentong.

Cerita yang bersumber media lain menyebutkan, mitos wewe gombel juga dipercayai digunakan untuk menakut-nakuti anak-anak, agar mereka tidak berkeliaran di waktu malam hari.

Baca Juga: Foto-foto Aulia Sarah, Pemeran Hantu Cantik Badarawuhi dalam KKN di Desa Penari

Sebab pada masa lalu, keadaan gelap gulita amat berbahaya karena hewan buas yang mungkin saja memasuki kawasan perkampungan dalam kegelapan malam.

Oleh karena itu, cerita fiksi wewe gombel diciptakan untuk menyelamatkan mereka dari ancaman tersebut. Wewe Gombel biasanya digambarkan dengan sosok wanita tua keriput, payudaranya terlihat panjang dan menggantung.

Nama wewe gombel dengan penggambaran umum seperti itu, bukan sekadar isapan jempol belaka, ada suatu analisis logis mengenai salah satu bentuk motivasi orang-orang dulu atau tatanan masyarakat primodial.

Baca Juga: Misteri di Balik Ritual Tali Pocong. Ternyata Begini Sejarah dan Penggunaannya

Tujuannya, dimaksud untuk mengantisipasi tindakan yang mengundang kebiasaan-kebiasaan buruk yang berpotensi melanggar aturan.

Misalnya, anak-anak yang seharusnya belajar di malam hari atau berkumpul bersama keluarga di dalam rumah, jangan justru bermain di luar rumah tanpa pengawasan orang tua. ***

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x