Jogja Punya Bakpia, Semarang Punya Lumpia, Edy Take : Karanganyar Punya Gethuk

24 Januari 2022, 15:32 WIB
Edy Susanto memperlihatkan Gethuk Take buatannya dalam lomba chef hotel se Indonesia di Alana Hotel, Solo, Sabtu (22/1/2022). /Dokumentasi/

KARANGANYARNEWS-Pariwisata selalu identik dengan oleh-oleh dan tempat kuliner, selain destinasi wisata yang dikunjungi wisatawan.

Makanya, setiap daerah selalu membranding makanan atau kudapan sebagai tempat kulineran para wisatawan atau untuk oleh-oleh.

"Kalau Jogja punya bakpia, Semarang punya lumpia, Solo punya serabi, dan Karanganyar punya gethuk," kata Edy Susanto, produsen gethuk milenial dari Tawangmangu, Karanganyar, Senin (24/1/2022).

Baca Juga: 5 Rekomendasi Oleh-oleh Khas Tawangmangu

Edy sangat berharap, gethuk benar benar menjadi ikon oleh-oleh di Karanganyar seperti halnya bakpia di Jogja dan lumpia di Semarang.

Sebab, kata dia memberi alasan, potensi singkong/ketela pohon yang menjadi bahan baku gethuk sangat berlimpah di Karanganyar.

Seperti di Tawangmangu, Jatiyoso, dan Ngargoyoso. Sayang, potensi itu belum dikembangkan secara optimal. Selama ini, kata dia, banyak untuk makanan ternak atau kombor.

Baca Juga: 5 Kedai Kopi Paling Recommended & Instagramable di Lereng Lawu

Kalau pun dijadikan makanan, paling paling singkong itu langsung direbus atau digoreng. "Sehingga tidak ada nilai tambah dan tidak bisa dijadikan oleh-oleh," kata Edy.

Meski di berbagai daerah di Karanganyar banyak ditemukan ketela namun singkong yang dibudidayakan itu berbeda dengan kota lain.

Terutama singkong jarak towo, yang tidak bisa ditanam di daerah lain, sehingga rasanya khas, selain tinggi kandungan karbohidratnya.

Baca Juga: 5 Wisata Religi Kristen & Gua Maria Paling Ngehits di Tawangmangu

Saat ini singkong dari Karanganyar seperti jarak towo di Tawangmangu, Ngargoyoso, dan Jatiyoso, kini tengah menjalani uji lab di UNS.

"Semoga hasil uji laboratorium di Universitas Sebelas Maret Solo makin memberi penguatan terhadap singkong Karanganyar," katanya.

Edy mengakui, belakangan banyak orang di Karanganyar yang membuat gethuk dengan berbagai varian, di baik sebagai oleh-oleh atau kudapan saja.

Baca Juga: 5 Kuliner Khas Tawangmangu yang Bikin Nagih, Rasanya Enak dan Enak Banget!

Gethuk-gethuk itu dioleh dengan baik, hiegenis, dikemas dengan bagus, terus dibranding dan dipasarkan ke berbagai daerah.

Edy melihat fenomena itu baik. Sebab dengan banyaknya orang membuat getuk di Karanganyar, maka gethuk Karanganyar akan makin terkenal.

Sepert di Jogja, bakpia di sana makin terkenal karena yang memproduksi juga banyak sehingga mudah bagi wisatawan untuk mendapatkan.

Baca Juga: Mendongkrak Stamina Nakes, Ganjar Borong Jeruk Tawangmangu

"Coba yang membuat bakpia di Jogja hanya satu, saya kira akan biasa-biasa saja," kata Edy yang membuat getuk dengan branding Getuk Take.

Sudah enam tahun Edy Susanto dan istrinya, Tri Harsi, menggeluti bisnis gethuk sejak 2016 silam di rumahnya di Tawangmangu, Karanganyar.

Edy merasa terpanggil memanfaatkan komoditas singkong yang sangat potensial, selain meneruskan bisnis gethuk orang tuanya.

"Dulu mertua kami jualan gethuk secara tradisional, yang dipotong potong terus dikasih parutan kelapa dan dimakan," kata Edy.

Jauh berbeda dengan gethuk buatan mertuanya, Edy memproduksi getuk dengan berbagai varian rasa dan berbagai jenis secara profesional dalam bentuk frosen.

Baca Juga: Ganjar Pastikan Akhir Tahun ini SMAN Tawangmangu Jadi

Gethuk-gethuk tahan lama itu dikemas dengan cantik dibranding secara baik. Dengan begitu akan meningkatkan nilai tambah gethuk.

Tidak hanya di dalam negeri, Edy juga mengirim produknya dengan branding Gethuk Take tersebut ke luar negeri, yakni ke Hongkong dan Makau.

"Dengan banyaknya singkong yang dibutuhkan untuk membuat gethuk, petani juga akan lebih makmur," kata Edy yang membutuhkan 5 hingga 6 kwintal singkong tiap hari untuk membuat gethuk.

Editor: Langgeng Widodo

Tags

Terkini

Terpopuler