Kupat Jembut Bikin Gabut, Begini Sejarahnya yang Masih Perlu Dirunut

- 28 April 2023, 15:05 WIB
Kupat jembut, kuliner khas Kota Semarang yang runtutan sejarahnya terkait perjuangan rakyat melawan Kolonial Penjajah Belanda
Kupat jembut, kuliner khas Kota Semarang yang runtutan sejarahnya terkait perjuangan rakyat melawan Kolonial Penjajah Belanda /Twitter @bukanmiya/

 

“Sudah ada sejak tahun 1950-an. Tepatnya setelah perang dunia kedua, tentara Belanda menyerang wilayah di sini,” kata Munawir sebagaimana diunggah infopublik.id beberapa waktu lalu

 Baca Juga: Ledre Laweyan, Oleh-oleh Khas Solo Cocok buat Jajanan Mudik Lebaran

Menurutnya, saat itu warga hidup dalam kesederhanaan namun tetap berkeinganan mengungkapkan rasa syukurnya kepada Allah, seusai sebulan penuh menjalani ibadah puasa fardlu Ramadhan.

Munculah gagasan yang didasari atas kesepakatan warga, melaksaanakan tradisi Syawalan yang dilangsungkan satu pekan seusai Lebaran Idul Fitri. Prosesi syukurannya, berbagai ketupat atau kupat lauknya tauge urap. Tanpa lauk opor ayam, karena saat itu warga tengah dilanda kemiskinan.

 Baca Juga: Mudik Lebaran di Solo, Jangan Lupa Bawa Oleh-oleh Sate Kere, Rasanya Wow Banget

Kupat tauge, disebutkan Munawir sebagai symbol kesederhanaan. Sebab menu utama kupat atau ketupat, cukup diberi tauge dibumbui parutan kelapa dan sambal. Kupat tauge, tidak disertai atau tanpa lauk opor ayam.

Simbul Perjuangan

 

Halaman:

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x